MPR Sosialisasikan Empat Pilar Melalui Metode Wayang Golek

- Editor

Senin, 14 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota MPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding (tengah) dan Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antarlembaga, dan Layanan Informasi Setjen MPR Budi Muliawan (kanan), menghadiri acara Sosialisasi 4 Pilar dengan metode wayang golek, di Balai Desa Sukamanah, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/9). (Istimewa)

Anggota MPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding (tengah) dan Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antarlembaga, dan Layanan Informasi Setjen MPR Budi Muliawan (kanan), menghadiri acara Sosialisasi 4 Pilar dengan metode wayang golek, di Balai Desa Sukamanah, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/9). (Istimewa)

JAKARTA.bipol.co – Anggota MPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding mengatakan lembaganya menyosialisasikan Empat Pilar MPR dengan beragam metode, salah satunya dengan pagelaran Wayang Golek, disebutnya metode yang lebih menyegarkan dan menggembirakan serta menghibur.

Menurut Sudding, tugas MPR melaksanakan sosialisasi Empat Pilar dengan beragam metode seperti ceramah, seminar, “outbound”, FGD, kunjungan ke kampus, seni budaya, dan bentuk lainnya.

“Setelah saya berdiskusi dengan Kepala Desa, akhirnya kita pilih acara seperti malam ini dengan pentas wayang golek. Kegiatan itu sudah dirancang jauh-jauh hari dan pastinya juga dibahas pentingnya penerapan protokol kesehatan,” kata Sudding dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (13/9)

Hal itu dikatakan Sudding saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Balai Desa Sukamanah, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/9).

Sudding mengatakan dalam suasana yang memprihatinkan seperti saat ini yaitu pandemi COVID-19, cara yang paling tepat untuk sosialisasi adalah lewat metode seni budaya. Metode tersebut menurut dia lebih gampang diterima masyarakat daripada menggunakan cara lain yang sifatnya satu arah.

Dia mengatakan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan konsensus atau kesepakatan para pendiri bangsa, Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan bahasa.

“Keragaman itu sangat rentan terjadinya disintegrasi bangsa, saya bersyukur ketika para pendahulu bangsa memberi contoh yang menguatkan persatuan di antara keragaman. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda, itu adalah cita-cita bersatu dalam keberagaman,” ujarnya.

Dia mengingatkan masyarakat harus membangun persatuan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, karena ketika keragaman dikelola dengan baik maka itu merupakan satu kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai macam tantangan.

Namun menurut dia, kalau perbedaan dan kemajemukan tidak dikelola dengan baik maka itu merupakan sumber perpecahan.

Dalam acara tersebut, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antarlembaga, dan Layanan Informasi Setjen MPR Budi Muliawan mengatakan Sosialisasi 4 Pilar melalui pagelaran wayang golek merupakan salah satu metode untuk menanamkan dan memberi pengertian serta pemahaman Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, kepada masyarakat.

“MPR memilih pagelaran seni budaya sebagai metode sosialisasi 4 Pilar bukan tanpa alasan,” ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi dengan metode pagelaran seni budaya merupakan salah satu bentuk penerapan Pasal 32 UUD NRI Tahun 1945, dengan aturan yang ada dalam UUD tersebut, negara wajib melestarikan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

Budi Muliawan yang biasa disapa Wawan itu menilai, pagelaran wayang golek itu, selain menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Empat Pilar MPR, juga sebagai bentuk tindakan nyata dalam pelestarian seni dan budaya yang ada di Indonesia.

“Melalui wayang golek, mudah-mudahan nilai-nilai luhur bangsa dapat diinternalisasikan kepada masyarakat,” katanya.

Selain itu Budi Muliawan menjelaskan, MPR saat ini masuk dalam lima besar lembaga yang dipercaya masyarakat yaitu TNI, Polri, KPK, Presiden, dan MPR RI.

Capain itu menurut dia wajib disyukuri karena MPR bisa dipercaya masyarakat karena lembaganya dalam pengambilan keputusan selalu mengedepankan musyawarah mufakat dan pola kerja yang bersifat gotong royong. (net)

Editor Deden .GP

Berita Terkait

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati
H Firman: Visi Misi dan Program 100 Hari Kerja Bupati Wajib Dijalankan, Harus Selaras RPJMN dan RPJMD
Wakil Ketua DPRD Thony Fathony Harap Visi Misi dan Progres Program 100 Hari Bupati/Wakil Bupati Harus Dioptimalkan
481 Pasangan Kepala Daerah Resmi Dilantik Presiden Prabowo
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Kamis, 27 Februari 2025 - 13:30 WIB

AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa

Kamis, 27 Februari 2025 - 10:41 WIB

Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:58 WIB

Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terbaru