KAB BANDUNG, BIPOL.CO – Hujan yang turun terus-menerus dalam sepekan terakhir ini menyebabkan banjir di sejumlah wilayah langganan banjir di Kabupaten Bandung. Seperti halnya di Kampung Andir Baleendah ratusan rumah terendam akibat meluapnya Sungai Citarum.
Atas bencana banjir tersebut, Bupati Bandung H M. Dadang Supriatna, melakukan peninjauan ke lokasi banjir di Kampung Muara RW 07 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, Senin (24/10/22) sore.
Bupati Bandung didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama dan jajaran Forkopimcam Baleendah menyusuri gang sempit yang tergenang banjir untuk melihat kondisi rumah yang masih tergenang air dari luapan Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarum.
Di lokasi banjir, Dadang Supriatna menemui sejumlah warga korban banjir dan mendengar harapan warga setempat dalam penanganan banjir.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, bahwa banjir di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah itu merupakan banjir rutin, manakala terjadi musim hujan.
“Sekitar 550 KK (kepala keluarga) di Kampung Muara Andir sudah terbiasa dengan banjir,” kata Dadang Supriatna di sela-sela memantau lokasi banjir, Senin sore.
Tapi jika dibandingkan dengan kondisi banjir pada tiga tahun sebelumnya, imbuh Bupati Bandung, banjir di Kelurahan Andir ini mencapai ketinggian 1,5 meter. “Namun setelah adanya kolam retensi Andir, banjir mulai berkurang. Tapi tetap menyisakan masalah,” katanya.
Artinya, kata Dadang Supriatna, pemerintah sudah ada upaya dalam penanganan atau penanggulangan banjir di Kabupaten Bandung.
“Jadi jangan dikatakan bahwa pemerintah tidak peka. Kata siapa?, dibandingkan 20 tahun yang lalu dan dibandingkan dengan saat ini kan jauh berbeda,” ucapnya.
⁹
Tentunya, kata Kang DS, sapaan Bupati Bandung, secara bertahap pemerintah fokus bagaimana menangani wilayah yang menjadi langganan banjir rutin di Kabupaten Bandung.
“Upaya-upaya lainnya seperti di kawasan Tegalluar Kecamatan Bojongsoang akan membuat lima embung atau danau buatan. Termasuk di wilayah sini, kedepannya kita akan membuat danau buatan yang dikolaborasikan dengan jalan tol,” katanya.
Ia mengatakan apabila hal itu terwujud maka persoalan banjir di Kabupaten Bandung akan sedikit berkurang dan menyisakan beberapa ratus hektare saja.
“Yang tadinya hampir 3000 hektare yang terendam banjir di Kabupaten Bandung. Saat ini, hampir sekitar 1000 hektare, bahkan bisa kurang. Mohon bersabar dan tentunya pemerintah melakukan langkah-langkah dan ikhtiar, di antaranya melalui program Citarum Harum, BBWS Citarum, PSDA yang berkolaborasi dengan PUTR,” tuturnya.
Bupati Bandung menegaskan disaat terjadi banjir dan longsor, pihaknya langsung memerintahkan BPBD untuk turun langsung ke lapangan. “Termasuk Pak Camat, Pak Lurah, Pak Danramil, Pak Kapolsek, semuanya bekerja. Jadi tidak tinggal diam,” katanya.
Dadang Supriatna mengungkapkan masih adanya genangan air di Kampung Muara Andir lll i karena ada persoalan pada bagian saluran drainase.
“Kita akan segera melakukan penataan saluran drainase, dan DED (Detail Engineering Design) sudah selesai dibuat. Saya juga sudah bicara dengan BBWS Citarum, dan salah satu faktor saluran drainase yang ada di Kampung Muara Andir itu supaya bisa masuk ke danau Andir atau kolam retensi Andir atau langsung ke Sungai Citarum,” katanya.
Tapi persoalannya, kata Bupati Bandung, ketinggian permukaan air di aliran sungai itu lebih tinggi, dibandingkan dengan permukaan dataran yang ada di perumahan atau permukiman warga.
“Solusinya ada dua, pertama permukiman rumah warga itu harus diurug lahannya atau kedua dengan cara relokasi. Tapi kalau masyarakat tetap bertahan, maka saluran drainase yang menuju ke kolam retensi Andir harus dibuat. Kami sudah buatkan DED-nya. Insya Allah kita akan bantu melalui program APBD Kabupaten Bandung,” tuturnya.
Bupati Bandung juga akan menambah pompa air untuk menyedot genangan air di lokasi banjir Dayeuhkolot. “Termasuk pembangunan kolam retensi akan diusulkan. Serta penataan saluran drainase ke retensi,” ujarnya.(deddy)