KAB BANDUNG, BIPOL.CO – Bupati Bandung H.M.Dadang Supriatna mengatakan, pelaksanaan sosialisasi peningkatan deteksi dini merupakan peran aktif Badan Kesbangpol dalam menjalin sinergitas dengan berbagai pihak, khususnya dalam menjaga kondusivitas dan ketahanan wilayah di Kabupaten Bandung.
Didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung Adjat Sudradjat, Bupati mengatakan, Pemkab Bandung menyikapi perkembangan situasi nasional saat ini yang semakin mengkhawatirkan dengan adanya potensi ancaman yang berasal dari dalam maupun luar daerah.
“Seperti dampak dari inflasi saat ini yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial masyarakat,” kata Dadang Supriatna, saat sosialisasi peningkatan deteksi dini di Hotel Sutan Raja Soreang, Selasa (1/11/22).
Tujuan Sosialisasi tersebut adalah dalam rangka pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme di Kabupaten Bandung dan dihadiri ratusan kader PKK dan Dharma Wanita yang berasal dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.
Terkait hal itu, Dadang Supriatna menekankan pentingnya deteksi dini sebagai pencegahan agar tidak berkembang menjadi ancaman yang dapat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, khususnya di tengah masyarakat desa.
Tentu saja, kata Bupati, deteksi dini dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi yang kemudian dimanfaatkan untuk ketahanan wilayah.
“Dengan harapan potensi terjadinya permasalahan di tatanan wilayah bisa diantisipasi. Tentunya dengan eksistensi para organisasi Islam yang hari ini hadir,” ungkap Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Kang DS mengungkapkan kewaspadaan dini masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana.
“Baik bencana perang, bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia,” ucapnya.
Kang DS juga mencontohkan mengenai kemunculan seorang perempuan berhijab yang menerobos ke Istana Negara dengan membawa senjata api pada 25 Oktober 2022 lalu.
“Hal ini tentu menjadi peringatan kita, bahwa dugaan tindak radikalisme dan terorisme bukan saja dilakukan oleh seorang laki-laki. Namun bergeser dengan memanfaatkan feminisme sosok perempuan berhijab,” tandasnya.
Padahal, katanya, atribut tersebut tidak menjadi jaminan bahwa tindakan itu dilakukan oleh seorang muslim.
Untuk itu, Kang DS berharap TP PKK dan Dharma Wanita Kabupaten Bandung dapat melaksanakan fungsinya sebagai bagian dari elemen pembangunan yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat.
“Menjadi mitra pemerintah dalam mengawal dan mendukung terlaksananya pembangunan Bandung Bedas,” ungkapnya.(deddy)