SUMEDANG, BIPOL.CO – Perlu adanya kolaborasi pentaheliks dalam proses penanganan bencana. Tidak bisa dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) semata.
“Kami dari BNPB tidak akan bisa bekerja sendiri, bencana adalah urusan bersama,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, saat menjadi pembicara tunggal pada Kuliah Umum yang diikuti oleh Praja Institut Pemerintahan dalam Negeri (IPDN) dan Civitas Academica IPDN, di Kampus IPDN, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto membagikan pengalamannya dalam penanggulangan bencana di tanah air maupun bagi negara sahabat. BNPB tidak hanya menanganani bencana di negeri sendiri, tetapi juga turut membantu negara lain yang tertimpa bencana.
“Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kepada negara Pakistan yang dilanda banjir, bantuan berupa dana, logistik dan juga tenaga medis,” ujar Suharyanto.
Suharyanto berharap Praja IPDN memiliki pengetahuan bencana, khususnya potensi risiko bencana di mana mereka akan bertugas
“Adik-adik (Praja IPDN) di lapangan nanti tidak langsung jadi bupati dan gubernur, pasti (kerja) dengan masyarakat jadi lurah jadi sekretaris camat, kasih tahu ke masyarakat. Jangan sampai wargamu, warga kita jadi korban, akibat ketidaktahuan, nanti kita berdosa,” imbuhnya.
Suharyanto memberikan salah satu contoh keteladanan akan kepemimpinan dalam penanganan bencana, yaitu Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah yang terdampak bencana dapat melakukan aksi dengan menyelamatkan seluruh warganya tanpa ada satupun menjadi korban.
“Ketua RT di (Kabupaten) Alor, ketika hujan deras, dia panggil dan memerintahkan warganya satu RT untuk mengungsi, dan betul itu langsung (terjadi) banjir bandang. Hebatnya (warga) RT-nya dia tidak ada satupun yang jadi korban,” ucap Suharyanto.
Kegiatan kuliah umum kepada Praja IPDN ini menjadi penting dilakukan, karena lulusan IPDN akan terjun langsung di tengah-tengah membantu masyakarat.
“BNPB sangat berkepentingan untuk memberikan ilmu dan informasi kepada Praja IPDN, karena nantinya mereka akan menjadi mitra BNPB dalam penanggulangan bencana di lapangan,” ungkapnya.
Wilayah Indonesia berpotensi mengalami bencana, seluruh bencana yang ada di dunia ada di Indonesia. Oleh karena itu Praja agar mempersiapkan diri akan kemungkinan terjadinya bencana di daerah masing-masing.
“Kita ketahui bersama ketika lulus, mereka akan langsung menjadi aparat pemerintahan sipil di daerah, yang mau tidak mau, suka tidak suka, akan selalu bergelut dengan bencana alam,” pungkasnya.
Sementara itu Hadi Prabowo selaku Rektor IPDN mengatakan, seluruh Praja harus paham kebencanaan.
“Praja harus memahami dan dapat menyikapi apa yg dimaksud mitigasi, penanggulangan bencana, karena kita dihadapkan berbagai macam bencana, kekeringan, banjir, gempa, puting beliung dan bencana alam lainnya sampai non alam,” kata Hadi.
Adapun kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Praja IPDN terhadap kondisi perkembangan kebencanaan yang dilakukan secara tatap muka dan virtual dengan peserta Praja IPDN di seluruh kampus IPDN yang ada di Indonesia.(*)