BIPOL.CO, BANDUNG – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Bandung memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota, demi mencapai kesejahteraan nasional dan dapat berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna pada Peringatan HUT ke – 24 DWP Tingkat Kota Bandung, di Hotel Grand Preanger, Selasa (12/12/2023).
“Mudah-mudahan di tahun ke-24 ini memasuki usia yang matang. Harus produktif dan kreatif, memberikan kontribusi maksimal bersama pemerintah membangun Kota Bandung,” ujar Ema yang juga sebagai Penasehat DWP Kota Bandung.
Ema menambahkan, peran DWP sangat penting, karena ada peran penting yang harus dijalankan oleh anggotanya.
“DWP menjadi mitra strategis pemerintah. Meningkatkan kualitas SDM di keluarga agar jauh lebih optimal,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia pun mengungkapkan, saat ini kasus COVID-19 sudah merambah di Kota Bandung. Oleh karena itu, ia ingin menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan.
“Sekarang bisa googling di Malaysia ada 3.600 kasus, di Singapura ada 22 ribu kasus. Di Kota Bandung saja terverifikasi ada 25 kasus COVID-19,” ujarnya.
Artinya kembali ada (COVID-19), sehingga kita wajib menerapkan protokol kesehatan dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua DWP Kota Bandung, Cici Ema Sumarna mengungkapkan, organisasi DWP menjadi wadah penting dalam menciptakan peran perempuan dalam pembangunan berkelanjutan.
“Potensi anggota dapat berkembang secara optimal sebagai upaya pembangunan,” ujarnya.
Menurut Cici, pendidikan dalam keluarga menjadi hal utama.
“Pendidikan dalam keluarga merupakan kunci di dalamnya, karena modal utama dalam pembangunan berkelanjutan,” kata Cici.
Sementara itu, penasihat DWP Kota Bandung, Linda Bambang Tirtoyuliono mengungkapkan, DWP sebagai organisasi harus bisa membina anggota agar bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga.
“Itu berarti pengembangan SDM anggota tetap harus diperhatikan. Saya apresiasi DWP Kota Bandung memiliki program-program yang terukur dalam pembinaan anggota. Hal ini terbukti dengan meningkatnya peran sosial DWP di masyarakat yang berhasil menggaet empati banyak pihak sehingga mau mendukung setiap kegiatan,” ucapnya.
Sebagai organisasi, lanjut Linda bahwa saat ini tantangan yang dihadapi gerakan perempuan adalah mengedukasi dan meliterasi gender di era digitalisasi.
“Kita harus memberikan literasi supaya memiliki kedewasaan dalam memilih dan memilah informasi dengan baik sehingga bisa menyikapi semua pemberitaan dan isu dengan pemikiran yang matang,” tuturnya.
Menurut Linda, literasi penting untuk dilakukan pada semua anggota karena kaum perempuan menjadi tulang punggung pembinaan keluarga.
“Insyaallah, bila kaum ibu memiliki pengetahuan dan informasi yang baik, keluarganya akan terbawa baik,” katanya. (Ads)