BIPOL.CO, BANDUNG – Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengimbau masyarakat Kabupaten Bandung untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi berbagai potensi bencana dalam kondisi cuaca ekstrem seperti bencana longsor, banjir, angin kencang dan gempa bumi.
“Dalam cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, baik dalam kondisi hujan atau pun tenang, saya mengimbau masyarakat tetap waspada. Sebab, bencana seperti banjir, longsor bahkan gempa bumi bisa terjadi kapan saja tanpa diduga,” ujar Bupati Dadang Supriatna di sela-sela Talkshow Ngabedaskeun di Rumah Dinas Bupati Bandung, Jum’at (19/1/2024).
Selain meminta masyarakat untuk selalu waspada, kata Bupati, pihaknya pun telah mengintruksikan OPD terkait terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mengurangi risiko bencana.
Beberapa langkah yang diambil oleh Pemkab Bandung dalam mengurangi risiko bencana diantaranya adalah dengan melakukan pemetaan daerah rawan bencana, seperti daerah yang rentan terhadap banjir, longsor, atau gempa. Hal ini dilakukan untuk lebih awal mengantisipasi potensi ancaman bencana yang sering terjadi di Kabupaten Bandung.
“Pemetaan ini sangat penting untuk membantu dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang memerlukan perhatian khusus sehingga memudahkan dalam melakukan antisipasi dan penanggulangan bencana,” tutur Kang DS, sapaan akrabnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menambahkan langkah penting lainnya yang telah dilakukan untuk mengurangi resiko bencana yaitu dengan melakukan penyuluhan dan edukasi tentang kebencanaan kepada masyarakat termasuk para pelajar di sekolah melalui pelajaran muatan lokal.
Upaya ini dinilai sangat penting karena Kabupaten Bandung termasuk daerah rawan bencana di wilayah Jawa Barat. Oleh sebab itu, kata Kang DS, masyarakat perlu dibekali wawasan tentang kebencanaan dalam meminimalkan resiko bencana.
“Jadi jika terjadi gempa misalnya, masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Bagaimana sistem evakuasi dan sebagainya. Insya Allah kita lanjutkan terus edukasi kebencanaan ini terutama bagi masyarakat di daerah rawan bencana,” ungkap Bupati Dadang Supriatna.
Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung itu juga mengaku telah menyiagakan personel di sekitar lokasi yang berpotensi rawan bencana, terutama di sekitar aliran Sungai Citarum dan anak-anak sungainya serta daerah rawan longsor.
Selain itu, Pemkab Bandung juga sudah mempersiapkan logistik, peralatan evakuasi, dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Pihaknya juga menyiapkan anggaran tidak terduga (BTT) untuk kondisi tanggap darurat bencana dan penanganan pasca bencana sebesar Rp 20 milyar.
“Saya juga minta seluruh OPD , pemerintah kecamatan hingga desa dan kelurahan juga untuk selalu waspada dan responsif jika terjadi bencana di wilayahnya,” ujar Bupati.
Pemkab Bandung, menurutnya, menyadari pentingnya peran serta masyarakat dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti BPBD, TNI, Polri, dan lembaga swadaya masyarakat dalam penanggulangan bencana. Kolaborasi ini memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan bencana termasuk dalam mengurangi risiko bencana.
“Yang tidak kalah pentingnya, saya mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan saluran air guna mencegah tersumbatnya aliran air dan potensi banjir. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan risiko bencana di Kabupaten Bandung dapat dikurangi dan masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana,” ungkap Bupati Dadang Supriatna.(ads)