Prancis Umumkan Bencana Luar Biasa, Diperkirakan Ratusan Warga Tewas Akibat Topan Ganas di Mayotte

- Editor

Jumat, 20 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bagian dari wilayah seberang laut Prancis Mayotte masih hancur beberapa hari setelah Siklon Chido menerjang kepulauan tersebut pada Sabtu lalu. (REUTERS/Yves Herman)

Bagian dari wilayah seberang laut Prancis Mayotte masih hancur beberapa hari setelah Siklon Chido menerjang kepulauan tersebut pada Sabtu lalu. (REUTERS/Yves Herman)

BIPOL.CO, JAKARTA – Pemerintah Prancis mengumumkan “bencana alam luar biasa” untuk wilayah Mayotte yang dilanda topan ganas.

Negeri itu juga akan memastikan “pengelolaan krisis yang lebih cepat dan lebih efektif” di pulau Afrika dekat Selat Mozambik yang masih bagian dari departemen luar negeri Prancis tersebut.

“Tindakan tersebut akan memungkinkan otoritas lokal dan nasional untuk bereaksi lebih cepat sambil menyederhanakan prosedur administratif tertentu”, kata Menteri Wilayah Seberang Laut Prancis, Francois-Noel Buffet, dikutip Bipol.co dari CNBC Indonesia dari AFP, Kamis (19/12/2024).

Mayotte sendiri dihantam kehancuran total akibat Siklon Chido di kepulauan Samudra Hindia. Pejabat Prancis mengatakan ratusan bahkan ribuan orang bisa meninggal meski hingga Rabu, baru 31 korban tewas tercatat di rumah sakit.

“Tragedi Mayotte mungkin merupakan bencana alam terburuk dalam beberapa abad terakhir dalam sejarah Prancis,” kata Perdana Menteri (PM) Francois Bayrou.

Hingga Rabu tim penyelamat terus berusaha menemukan korban selamat di reruntuhan daerah kumuh sambil juga membuka blokir jalan dan membersihkan puing-puing. Buldoser membersihkan heliport satu-satunya rumah sakit di pulau itu, sementara penduduk sibuk memperbaiki gubuk-gubuk mereka yang terbuat dari lembaran logam.

Menurut para ahli meteorologi, Siklon Chido adalah yang terbaru dalam serangkaian badai di seluruh dunia yang dipicu oleh perubahan iklim. Para ahli mengatakan badai musiman semakin kuat karena air Samudra Hindia yang lebih hangat, sehingga memicu angin yang lebih cepat dan lebih merusak.

Pengumuman “bencana alam luar biasa” akan berlaku selama sebulan. Tindakan ini bisa diperbaruhi dua bulan setelahnya.

“Yang saya khawatirkan adalah jumlah korban akan terlalu tinggi,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau.

Terletak di dekat Madagaskar di lepas pantai Afrika tenggara, Mayotte adalah wilayah termiskin di Prancis. Mayotte secara resmi memiliki 320.000 penduduk, tetapi pihak berwenang memperkirakan angka sebenarnya 100.000 hingga 200.000 lebih tinggi jika memperhitungkan migran tidak berdokumen.

Akibat badai layanan kesehatan di seluruh Mayotte hancur berantakan, sementara layanan listrik dan telepon seluler terputus. Bandara ditutup untuk penerbangan sipil sementara pertanyaan tentang bagaimana memastikan pasokan air minum telah menimbulkan kekhawatiran yang meningkat.

“Seperti mesin penggilas yang menghancurkan segalanya,” kata seorang guru Mayotte yang menolak menyebutkan nama lengkapnya, Nasrine.

“Semua orang bergegas ke toko untuk membeli air,” kata Ali Ahmidi Youssouf, seorang warga berusia 39 tahun yang berjalan di jalan dengan beberapa botol di tangannya.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan berada di Mayotte pada hari Kamis ini. Macron awalnya dijadwalkan untuk mengambil bagian dalam pertemuan puncak Brussels dengan para pemimpin Uni Eropa tetapi mempersingkat perjalanannya untuk pergi ke Mayotte.(*)

Berita Terkait

Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok
Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa
Muncul dalam Satu Dekade Terakhir, Fenomena Meningkatnya Ateis di Negara-negara Arab
Gempa Dahsyat di Myanmar,  Korban Tewas Mencapai 1.600 orang
1.400 Demonstran Ditangkap, Ribuan Orang Lainnya Turun ke Jalan Turunkan Erdogan
Jelang Idul Fitri 1446 H Akan Terjadi Gerhana Matahari, Bisa Terlihat di 13 Negara Bagian AS
Sinyal Misterius dari Antariksa, Bumi Berdenyut Setiap 125 Menit, Ini Kata Para Peneliti
Majid, Seorang Fellow Atlas Corps Terinspirasi Keindahan dan Budaya Kampung Halamannya

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 15:20 WIB

Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok

Selasa, 1 April 2025 - 10:05 WIB

Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa

Senin, 31 Maret 2025 - 17:16 WIB

Muncul dalam Satu Dekade Terakhir, Fenomena Meningkatnya Ateis di Negara-negara Arab

Senin, 31 Maret 2025 - 14:39 WIB

Gempa Dahsyat di Myanmar,  Korban Tewas Mencapai 1.600 orang

Kamis, 27 Maret 2025 - 10:35 WIB

1.400 Demonstran Ditangkap, Ribuan Orang Lainnya Turun ke Jalan Turunkan Erdogan

Berita Terbaru