BIPOL.CO, BANDUNG – Jumlah kasus peristiwa kebakaran di Kabupaten Bandung tahun 2024 meningkat hingga mencapai 651 kasus.
“Dari data laporan tahunan yang masuk ke kami pada tahun 2023-2024 peristiwa kebakaran itu ada sekitar 651 peristiwa dan evakuasi atau penyelamatan ada 1333. Artinya ada peningkatan 100 persen dari tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung H.Iman Irianto, S.sos.,M.A.P, saat ditemui di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (17/1/2025).
Dengan meningkatnya peristiwa kebakaran itu, tutur Iman, dibutuhkan pelayanan yang prima, baik dari sisi respon time waktu, juga dari skill atau kemampuan anggota. “Kemudian dilihat juga penyebabnya apa, lihat juga medannya seperti apa, jadi banyak hal yang menjadi indikator dari sebuah peristiwa kebakaran,” paparnya.
Imam mengatakan, penyebab dominan terjadinya kebakaran, cenderung ada dari korsleting atau arus pendek listrik yang bermasalah, kemudian dari kompor gas dan lain-lain.
“Kami konsen, bagaimana kami melakukan upaya-upaya pelayanan maksimal melalui respon time 15 menit, kemudian juga dari skill anggota, sarana pendukung dan juga tingkat kesulitan yang ada di lapangan,” ucapnya.
Menurut Iman, pihak Damkar Kabupaten Bandung, terus melakukan upaya-upaya diantaranya mengirimkan anggota untuk mendapatkan pelatihan. Seperti menurunkan 20 orang anggota Disdamkar Kabupaten Bandung untuk mendapatkan pelatihan F1 (fair one) atau pelatihan tingkat dasar untuk para anggota di Damkar yang ada di Mako maupun anggota yang baru baru.
“Tahun 2024 kita bisa memberangkatkan anggota sampai 20 orang dalam dua gelombang atau sepuluh sepuluh. Terus juga pencapaian respon time kita juga mengalami peningkatan diangka kurang lebih 87 persen,’ kata Imam.
Yang membanggakan, tutur Iman, Disdamkar Kabupaten Bandung mendapat tingkat kepuasan masyarakat (SKM) yang mencapai 94,4 %.
“Dan yang sangat membanggakan saya selaku pimpinan yaitu tingkat kepuasan masyarakat atau survey kepuasan masyarakat (SKM) mencapai 94,4%. Caranya gimana pak, yaitu langsung pada saat mereka menghubungi kami melalui call center, kita berikan juga isian untuk diisi pada saat selesai pemadaman langsung di aplikasi, bukan kertas dibagikan,” kata Iman.
“Perasaan saya–nanti mangga rekan rekan bisa dicek di Baperida-rasanya kami yang tertinggi dari survei kepuasan masyarakat. Karena kecepatan penanganan, yang utama cepat merespon, cara kami di lapangan atau penanganan yang paling utama, karena di lapangan tuh kadang ya masyarakat itu ingin buru-buru takut rumah sebelahnya kebakar jadi sampai ngambil selang, kan ukuran kami kepuasan masyarakat itu yang kami banggakan pencapaian tertinggi SKM,” papar Iman.
“Berbicara sarana, bicara SDM, bicara soal respon time dan lain lain, ujung ujungnya kan dinilai oleh masyarakat, kita patut berbangga SKM kami tertinggi dari setiap OPD yang ada di Kabupaten Bandung.,”.
Trik lain, tutur Iman, pihak Damkar melalui Kabid Pencegahan, yaitu melakukan upaya rekrutmen relawan pemadam kebakaran atau redkam bedas per desa 15 orang dari kalangan anak-anak muda yang direkom oleh para Kades. Mereka dilatih dua hari, berupa teori dan praktek. Tugasnya membantu apabila kejadian kebakaran bisa ditangani sederhana atau alat pemadam ringan sehingga dengan alat rumah tangga sekali pun mereka bisa memadamkan duluan.
“Sebelum petugas kami datang kira-kira menurut ukuran bisa ditangani relawan dengan alat sederhana, bisa dipadamkan gak? Ini sangat membantu sekali, mereka dibentuk semacam satgas lah,” tuturnya.
Yang kedua, kata Iman, pihak Damkar menjemput bola datang ke ketua RT atau ketua RW. Bahkan jemput bola pada saat penerimaan mahasiswa baru seperti di Telkom University Bandung, kerjasama dengan pihak rektorat dengan mengedukasi sebanyak 550 mahasiswa baru yang tinggal di asrama atau kos-kosan. Yaitu dengan cara pemadaman yang ada di lingkungan kosan. Atau datangi ke desa-desa, ke wilayah untuk memberikan pelatihan secara parsial seperti di supermarket atau pabrik.
Mengenai alat pemadam, menurut Iman, alat pemadam itu tidak akan pernah cukup karena selalu dipakai. Seperti pengadaan helm, itu harus yang berkualitas bisa beli baru atau melakukan perawatan. (Ads)