Jabar, bipol.co – Sinergi antara pemerintah dan swasta menjadi kunci untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan. Hal ini akan menjadi fokus pembahasan pertemuan antarmuka (interface) para Pemimpin ASEAN dengan anggota Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN Business Advisory Council/ASEAN-BAC) pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, pada 9-11 Mei 2023.
“ASEAN-BAC akan menyampaikan masukan dan rekomendasi kepada para pemimpin dalam upaya memperkuat integrasi ekonomi serta meningkatkan kemudahan menjalankan usaha di ASEAN,” ujar Ketua ASEAN-BAC yang juga Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, di Jakarta, Minggu (7/5/2023) .
Menyambung yang disampaikan Arsjad, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengungkapkan jika pertemuan antarmuka yang akan dipimpin Presiden RI Joko Widodo, menjadi ajang penting.
“Adalah satu keniscayaan bila pemerintah dan swasta bersinergi dalam menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian, baik di kawasan maupun tataran global,” katanya.
Indonesia selaku Ketua ASEAN-BAC 2023, akan mengusung sejumlah prioritas, di antaranya adalah transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan dan pangan, serta fasilitasi perdagangan dan investasi.
Melalui isu prioritas ini akan ada beberapa legacy project yang didorong untuk diimplementasikan di ASEAN, yaitu ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center for Excellence, Inclusive Closed-Loop for Agricultural Product, ASEAN One Shot Campaign, dan ASEAN Business Entity.
Seluruh prioritas dan legacy project yang diusung dalam pertemuan bertujuan untuk memperkuat sentralitas ASEAN, serta mendorong inovasi dan membangun inklusivitas di kawasan. Hal ini sejalan dengan adanya visi dan semangat keketuaan Indonesia untuk ASEAN, yaitu menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
Rangkaian KTT ke-42 ASEAN 2023 akan menghadirkan delapan Leaders, ditambah Sekjen ASEAN dan Perdana Menteri Timor Leste, untuk membahas sejumlah isu kepentingan bersama ASEAN. *) Red