Cianjur Berpeluang Jadi Penghasil Kopi Nasional

- Editor

Kamis, 21 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kopi

Kopi

CIANJUR,bipol.co – Kabupaten Cianjur berpeluang menjadi daerah penghasil kopi nasional dengan memanfaatkan luasnya lahan milik Perhutani.

“Jaman Belanda dulu sepertiga ekspor kopi dunia dipasok dari Cianjur, kalau memang sekarang mau dikembalikan kebangkitan kopi Cianjur, harus memiliki lahan yang luas di mana lahannya ya kerja sama dengan Perhutani,” kata Pegiat lingkungan untuk percepatan Program Perhutanan Sosial, Tosca Santoso, Kamis (21/02/2019).

Menurutnya, hutan Perhutani di Cianjur seluas 70.000 hektare dapat dimanfaatkan warga melalui pengelolaan hutan sosial sesuai dengan program Presiden Joko Widodo, seluas 20.000 hektare yang terletak di sejumlah kecamatan.

Warga dapat mengurus sertifikat pengelolaan yang akan diberikan selama 35 tahun, di mana lahan tersebut dapat ditanami tanaman tanpa musim seperti kopi, coklat dan manggis serta tanaman lainnya.

Setiap tahun, hutan yang ditanami kopi akan menghasilkan 20.000 ton kopi dengan nilai Rp2 triliun per tahun, sehingga dapat menambah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk daerah penghasil seperti Cianjur.

“Sehingga tidak akan sulit untuk mengembalikan kejayaan kopi Cianjur karena lahan yang tersedia cukup banyak, tinggal keseriusan masyarakat dan pemerintah daerah mewujudkan kembali kejayaan tersebut,” katanya.

Meskipun hingga saat ini, tutur dia, biji kopi yang dihasilkan masyarakat Cianjur, khususnya di Sarongge, Kecamatan Pacet, baru 10 ton per tahun dan dikirim ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.

Bahkan tidak tertutup kemungkinan, empat tahun ke depan Cianjur dapat mengekspor kopi namun dalam bentuk rosting bukan hanya biji atau bean yang dihargai murah di pasar dunia.

“Kalau dalam bentuk biji hanya dihargai beberapa dolar AS per kilogram, sedangkan dalam bentuk rosting dihargai hingga puluhan dolar AS per kilogram. Apalagi kalau sudah dalam bentuk kemasan, harganya akan lebih tinggi,” katanya.

Hal tersebut, tambah dia, sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo yaitu petani hutan sosial dapat mendulang rupiah dari menanam kopi yang sudah memiliki pasar nasional hingga mancanegara.

“Tahun ini beberapa wilayah di Cianjur mendapat sertifikat pengelolaan hutan sosial seperti di Kecamatan Cipanas dan Sukaresmi, yang akan mulai ditanami kopi jenis arabica yang tumbuh bagus di lahan dengan ketinggian 1.000 MDPL,” tandas Tosca.[ant]

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB