Pebalap asal Spanyol dari tim Repsol Honda itu menunggu hingga lap terakhir untuk menyalip pimpinan lomba, Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha MotoGP) di lintasan lurus utama trek.
Namun sial, Vinales yang berusaha meraih kembali posisinya justru terjatuh jelang finis dan gagal mengulangi kejayaannya di GP Australia tahun lalu.
“Tapi aku mampu membuntutinya, terus melaju menekan dan aku mulai ‘memasak’ pelan-pelan. Memasak kemenangan, mencoba menganalisa, memeriksa keadaan ban dan dalam keadaan ini aku tak bisa yakin 100 persen karena dia sangat-sangat cepat.
Marquez hanya memiliki kesempatan untuk menyalip rival senegaranya itu di lintasan lurus utama karena Vinales, yang mendominasi tiga sesi latihan bebas dan peraih pole position itu sangat cepat di sektor 2 dan 3.
Marquez kewalahan di kedua sektor tersebut dan beberapa kali slide namun dirinya tampil lebih cepat di sektor 1 dan 4 dari trek sepanjang 4,4km itu.
“Ini adalah sirkuit di mana slipstream lebih mudah dirasakan. Aku menggunakan slipstream darinya karena itu adalah satu-satunya kesempatanku karena dia lebih cepat dariku tapi terkadang yang paling cepat tak memenangi balapan, seperti hari ini,” kata sang juara dunia delapan kali itu.
Marquez sadar jika Vinales akan memisahkan diri dari rombongan utama pebalap lewat break di lap tersebut.
“Jika di lap itu aku tak menyalip Cal dan Vinales membuka jarak 0,5 detik maka balapan berakhir. Aku terus menekan untuk menyalip Cal dan sebagai pebalap incaranku adalah Maverick,” kata Marquez.
Marquez kini menjadi pebalap tersukses ketiga sepanjang sejarah setelah mengemas rekor kemenangan Grand Prix sebanyak 55 kali, unggul satu trofi juara dari pebalap legendaris Mick Doohan. (ant)