SOREANG,bipol.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bandung tetap siaga untuk membantu masyarakat terdampak banjir di wilayah Kabupaten Bandung.
Dalam membantu terdampak banjir, PMI Kabupaten Bandung mendirikan Posko siaga. Yaitu Posko sentral yang dipusatkan di Markas PMI Kabupaten Bandung di Soreang, dan Posko PMI Lapangan di Desa Bojongsoang.
“Untuk Posko PMI Lapangan, kita ngontrak rumah, selama dua bulan hingga bulan Maret 2020, ini dilakukan karena jangkauan terlalu jauh dari Soreang ke lokasi banjir, belum macet dan segala macam,” kata Kepala Markas PMI Kabupaten Bandung, Agus Permadi, di Markas PMI Kabupaten Bandung, Jalan Terusan Al Fathu, Desa Pamerkaran, Soreang, Senin (24/2-2020).
Kedua posko tersebut, lanjut Agus Permadi, untuk mengoptimalkan penanganan dan peninjauan lokasi banjir.
Agus Permadi mengatakan, PMI Kabupaten Bandung melakukan siaga banjir sejak Januari hingga akhir Maret 2020. Yaitu sejak terjadinya banjir di wilayah selatan.
“Menurut BMKG bahwa titik puncak hujan akan terjadi akhir Februari dan awal Maret yang dikhawatirkan terjadi seperti siklus lima tahunan bencana banjir di Kabupaten Bandung. Karena itu untuk saat ini kita juga tidak ingin menguras energi dalam memberikan bantuan terdampak banjir, karena dikhawatirkan terjadi pada puncaknya nanti, ya mudah mudahan tidak terjadi,” kata Agus.
Agus memaparkan, para petugas yang disiagakan di Posko PMI Lapangan, yaitu Stap PMI Bidang Penanggulangan Bencana, Yaumas, ditambah anggota korps sukarela yang terlatih dan Sibad (siaga bencana desa) atau sukarelawan yang ada di desa di daerah banjir.
Dua Posko PMI itu siaga 24 jam, Posko utama sebagai sentral dan Posko Lapangan yang pertama melakukan assessment, yaitu penilaian terhadap kondisi yang ada saat itu.
“Masyarakatnya bagaimana, kondisi banjirnya bagaimana. Dari situ kita bisa menyimpulkan berapa lansia, berapa anak-anak, berapa remaja, berapa ibu hamil, berapa yang terdampak dan segala macam. Setelah itu baru menentukan bantuan apa yang akan diberikan kepada masyarakat terdampak banjir,” ucap Agus.
Selain itu, PMI juga memberikan bantuan evakuasi kepada masyarakat yang terdampak serta bantuan àir bersih kepada warga terdampak, baik yang ada di lokasi banjir maupun di tempat pengungsian.
“Untuk evakuasi kita menyediakan ambulan dan untuk air bersih bekerja sama dengan Perumda Tirtaraharja, kita juga memiliki tangki untuk distribusi air bersih ini,” kata Agus.
Selain itu PMI juga melayani bantuan family kids, yaitu bantuan kebutuhan sehari-hari, seperti keperluan alat mandi, handuk, ember, alat kebersihan yang dikemas dalam satu paket diberikan per satu kepala keluarga.
Dia mengatakan, tujuan PMI membantu warga terdampak korban banjir bukan masalah harta bendanya, tapi masyarakat yang membutuhkan pertolongan pertama.
“Bila ada korban yang membutuhkan pertolongan untuk evakuasi korban atau merujuk ke rumah sakit, kita siap. Kita juga memberikan informasi selain dimedia juga dimedsos, kita punya web PMI. Kita juga melakukan piket 24 jam, setiàp malam ada empat orang yang jaga, jadi tidak benar kalu PMI diam dalam membantu korban banjir cuma kita tidak digemborkan di media” ucapnya.
Reporter Deddy
Editor Deden .GP