IMF Ingatkan Lonjakan Utang di saat Pandemi Covid-19

- Editor

Senin, 19 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Net

Net

JAKARTA.bipol.co– Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengingatkan perlunya langkah-langkah untuk mengatasi beban utang yang semakin tidak berkelanjutan di beberapa negara. Pihaknya mendesak kreditur dan debitur untuk memulai proses restrukturisasi lebih cepat.

“Kami mengulur waktu, tetapi kami harus menghadapi kenyataan bahwa ada tindakan yang jauh lebih menentukan di depan kami, mendesak kreditur dan negara yang menghadapi kesulitan utang untuk memulai merestrukturisasi utang tanpa penundaan,” kata Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva dikutip dari Reuters, Senin (19/10/2020).

Dia mengatakan kreditur harus mengadopsi ketentuan kontrak untuk meminimalkan gangguan ekonomi, meningkatkan transparansi, dan mendukung kerangka kerja bersama yang telah disepakati oleh G20.

Pernyataan Georgieva muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peningkatan tajam soal utang, terutama di antara negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang terpukul akibat dampak virus Corona hingga menyebabkan penurunan pariwisata, serta harga minyak yang lebih rendah.

Inisiatif penangguhan layanan utang G20 telah membantu 44 negara menangguhkan US$ 5 miliar untuk dibelanjakan guna mengurangi krisis COVID-19, tetapi kemanjurannya telah dibatasi oleh tidak adanya kreditur swasta dan kegagalan China untuk memasukkan semua lembaga milik negara.

Banyak negara yang lebih miskin enggan meminta pembekuan pembayaran obligasi pemerintah, karena khawatir hal itu dapat mengganggu kemampuan mereka untuk meminjam uang di masa depan.

Mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers pekan lalu mendesak IMF untuk meningkatkan pinjaman, memanfaatkan cadangan emasnya yang besar, dan mengeluarkan lebih banyak mata uang Hak Penarikan Khusus. Hal itu merupakan sebuah langkah yang mirip dengan pencetakan uang bank sentral yang telah diblokir oleh AS.

“Sejarah mengajarkan kita bahwa ada kesalahan yang tak terhitung banyaknya karena terlambat untuk setiap kesalahan karena terlalu dini, dan kita hampir tidak melakukan apa-apa,” tandasnya. [Net]

Editor: Fajar

Berita Terkait

Ngeri! Guru Besar UGM Diduga Berbuat Kekerasan Seksual Terhadap Mahasiswi Sejak 2023
Panglima TNI Dampingi Menlu RI Lepas Bantuan Kemanusian Untuk Myanmar
Karena Hal Ini …Hasto Minta Surat Dakwaan Penuntut Umum Harus Dinyatakan Batal Demi Hukum
Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025
Didampingi Wabup Bandung Ali Syakieb, Wakapolri Tinjau Arus Mudik di Jalur Nagreg
Panglima TNI dan Rombongan Tinjau KM 57 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Pesan Kapolri untuk Pemudik
UU TNI Disahkan DPR, Mahasiswa UI Gugat ke MK
Cerita Eks Tim Anti Mafia Migas Akui Sulitnya Tangani Mafia: Hasil Audit Forensik Berhenti di Lingkaran Istana

Berita Terkait

Sabtu, 5 April 2025 - 17:01 WIB

Ngeri! Guru Besar UGM Diduga Berbuat Kekerasan Seksual Terhadap Mahasiswi Sejak 2023

Jumat, 4 April 2025 - 16:22 WIB

Panglima TNI Dampingi Menlu RI Lepas Bantuan Kemanusian Untuk Myanmar

Minggu, 30 Maret 2025 - 10:16 WIB

Karena Hal Ini …Hasto Minta Surat Dakwaan Penuntut Umum Harus Dinyatakan Batal Demi Hukum

Sabtu, 29 Maret 2025 - 22:14 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

Sabtu, 29 Maret 2025 - 17:06 WIB

Didampingi Wabup Bandung Ali Syakieb, Wakapolri Tinjau Arus Mudik di Jalur Nagreg

Berita Terbaru

Balai Chakri Mahaprasad di Istana Raja di Bangkok. (Via Wikipedia)

INTERNASIONAL

Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung

Minggu, 6 Apr 2025 - 14:56 WIB