JAKARTA,bipol.co – Ketua KPU RI Arief Budiman menyebut Pemilu 2019 merupakan Pemilu yang strategis. Hal ini didasari beberapa hal, diantaranya didukung anggaran yang paling besar diantara Pemilu yang pernah diselenggarakan sebelumnya.
“Bayangkan saja ada sekitar 7,2 juta yang akan bertugas di TPS, itu baru di TPS saja, belum lagi ada saksi dari partai politik, saksi capres/cawapres, personil keamanan yang terlibat, baik itu TNI maupun Polri, ini jumlahnya sangat besar,” papar Arief saat menjadi pembicara dalam acara Rapat koordinasi Kehumasan dan Hukum 2019 di Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/02).
Dijelaskannya, ada Lima surat suara yang akan dipilih pada hari pemungutan suara hari Rabu 17 April 2019 mendatang.Yaitu surat suara untuk capres/cawapres, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten.
“Artinya, seluruh pemimpin kita di semua level akan ditentukan pada 17 April nanti. Jadi 17 April akan sangat menentukan 5 tahun ke depan. Salah mengelola maka akan salah ke depannya,” kata Arief.
Arief juga menyebut, KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak mungkin dapat menyukseskan Pemilu 2019 tanpa peran serta dari semua lapisan masyarakat termasuk peran Pemerintah dan pemerintah daerah.
Salah satu cara untuk mendukung kelancaran Pemilu adalah dengan cara ikut serta mensosialisasikan Pemilu dengan menggunakan data dari KPU atau data yang dapat diakses melalui laman kpu.go.id. atau bisa menginstal aplikasi KPU RI Pemilu 2019 di Smartphone masing-masing.
“Semua informasi pemilihan umum ada di web kita di kpu.go.id atau instal aplikasi KPU RI Pemilih 2019 misalnya saja profil dari masing-masing capres/cawapres termasuk data pemilih. KPU juga mempublikasikan caleg mantan narapidana kasus korupsi, tapi KPU tidak mengintervensi untuk memilih atau tidak, silahkan saja tergantung pada pemilih. Intinya adalah semua informasi mengenai Pemilu sudah kami sediakan,” pungkasnya.[HYT]