BANDUNG.bipol.co – Rencana pembangunan beberapa jalan layang (flyover) di Kota Bandung mendapat respon yang sangat positif dari berbagai kalangan. Jalan layang diharapkan menjadi solusi mengatasi kemacetan di Kota Bandung. Dalam dua tahun ke depan, rencananya akan dibangun 3 flyover, yakni flyover Leuwipanjang-Kopo, flyover Kiaracondong-Buahbatu, dan flyover Pasteur.
Pemkot Bandung baru akan memulai pembangunan Flyover Leuwipanjang-Kopo pada 2020 mendatang. Sedangkan Flyover Kiaracondong-Buahbatu akan dibangun pada tahun 2021. Sementara Flyover Pasteur direncanakan dibangun sekitar dua tahun ke depan.
Hal itu terungkap saat Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meninjau lokasi pembangunan tiga flyover tersebut, Rabu (27/2/2019). Kang Yana meninjau lokasi pembangunan bersama Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Arief Prasetya.
Flyover Leuwipanjang-Kopo rencananya akan membentang dari jalan sekitar Bandung Convention Center (BCC) Soekarno Hatta hingga sebelum perempatan Kopo sepanjang 1,3 kilometer. Sedangkan Flyover Kiaracondong- Buahbatu akan membentang sepanjang 1,9 kilometer dari sekitar kampus STT Mandala Kiaracondong hingga setelah perempatan Buahbatu.
Wakil wali kota mengungkapkan, pembangunan flyover ini akan dibiayai oleh pusat dan provinsi. “Dua flyover ini untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Jalan Soekarno-Hatta yang merupakan titik kemacetan di Bandung. Sehingga menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan di PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia),” ujar Kang Yana di sela-sela peninjauan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung, Arif Prasetya mengungkapkan, pembebasan lahan untuk Flyover Leuwipanjang-Kopo telah mencapai 90 persen. “Karena pembebasan lahan sudah mencapai 90 persen, pekerjaan ini akan dimulai pada tahun 2020,” katanya.
Proyek BUTR
Sementara Flyover Pasteur bakal melintas di atas persimpangan Jalan Surya Sumantri hingga Jalan Gunung Batu. Jalan layang ini merupakan bagian dari proyek pembuatan tol dalam Kota Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Jalan ini akan menghubungkan Tol Pasteur menuju ke wilayah timur Kota Bandung menyusuri Jalan PHH. Mustopha, Jalan A.H. Nasution sampai ke Ujungberung. Kemudian berbelok hingga tersambung dengan interchange Tol Cileunyi KM. 149 di Gedebage. “Ya kalau yang ini (Pasteur) untuk BIUTR. Nanti terus menyambung di Gasibu jadi underpass. Terus menyambung ke timur dan ke Km 149,” ujar Kang Yana.
Jalan layang ini rencananya akan mulai naik sekitar 300 meter sebelum perempatan Jalan Surya Sumantri-Jalan Gunung Batu. Lalu akan turun kembali sekitar 500 meter setelah persimpangan. Rencananya, jalan akan dibuat untuk memuat dua lajur dari masing-masing arah, baik menuju ataupun dari arah pintu Tol Pasteur. “Ini nanti tetap empat lajur dan di bawahnya pas sampingnya juga tetap dua,” kata Kang Yana.
Dikatakan Arif Prasetya, penggarapan jalan layang di Pasteur masih menunggu arahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Diprediksi pembangunannya baru akan dimulai dua tahun lagi. “Ya pengerjaannya mungkin sekitar tahun 2020 atau 2021,” katanya. Saat ini, Pemkot Bandung terus berkoordinasi dengan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) agar proyek ini bisa segera terealisasi. (dgp)