JAKARTA.bipol.co – Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Persemakmuran Australia secara resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, Senin (4/2/2019). Penandatanganan dilakukan di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta, oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham. Turut menyaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
“Ini akan menjadikan Indonesia dan Australia menjadi lokomotif ekonomi. Semua ini barulah awal dari kesepakatan yang lebih baik. Hari ini kita meningkatkan komitmen kedua negara, kita bisa tumbuh lebih kuat,” kata Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam sambutannya.
Sah! RI-Australia Teken Perjanjian Ekonomi IA-CEPAFoto: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (CNBC Indonesia/Rehia Indrayanti Beru Sebayang) Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo , menjelaskan, langkah Indonesia dalam melakukan negosiasi IA-CEPA tidak terlepas dari politik luar negeri Indonesia.
“Buat saya dan pak menteri (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita), tugas atau mandat untuk merundingkan CEPA dengan Australia selesai. Nah sekarang dibawa ke konteks politik luar negeri, kita tinggal tunggu sinyal saja dari Kementerian Luar Negeri bagaimana hasilnya,” kata Iman.
IA-CEPA telah dinegosiasikan sejak 2010 dan rencananya diteken akhir tahun lalu setelah perundingan telah diselesaikan akhir Agustus 2018 lalu. Rencana awal, IA-CEPA ingin ditandatangani oleh kedua kepala negara pada November 2018. Wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem disinyalir menjadi alasan Indonesia mengancam untuk menahan penandatanganan IA-CEPA. Sebab, langkah itu sama saja Australia menganggap Yerusalem sebagai ibu kota tunggal Israel.
Indonesia, yang berkepentingan untuk mengakui status Yerusalem sebagai ibu kota bersama dengan Palestina, tentu saja keberatan. Politik luar negeri pun menjadi alasan terhambatnya perjanjian dagang dengan Negeri Kanguru yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun tersebut. (dgp)