JAKARTA.bipol.co – Tiga tahun berlalu sejak kunjungan Presiden Joko Widodo menyampaikan visi Indonesia sebagai negara yang memiliki ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dalam ASEAN-US Summit di Amerika Serikat. Cita-cita tersebut kembali diucapkan ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Silicon Valley saat bertemu dengan CEO Plug and Play.
“Saya harap Plug and Play dapat bekerja sama dalam upaya Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD 130 miliar pada 2020,” kata Presiden Jokowi pada 2016, seperti dalam keterangan yang dimuat di laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Empat bulan berselang, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggagas Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk menumbuhkan industri digital Tanah Air. “Kami ingin membuka kesempatan bagi anak-anak muda yang ingin membuat startup, tapi tidak tahu caranya,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Pangerapan, kepada Antara baru-baru ini.
Gerakan tersebut digelar di 10 kota besar di Indonesia yang dinilai sudah memiliki infrastruktur koneksi jaringan komunikasi memadai. Sepuluh kota itu yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Bali, Makassar, Semarang, Yogyakarta, Pontianak dan Malang.
Tiga tahun setelah digagas, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital kembali hadir dengan semangat baru serta mengusung motto seribu mimpi, seribu karya, dan satu Indonesia Raya. Pemerintah akan memperluas jangkuan wilayah kota dari 10 menjadi 15. Selain itu, mekanisme keikutsertaan perusahaan-perusahaan rintisan itu dalam tahapan program di Gerakan 1000 Startup pada 2019 juga berbeda.
Sebelumnya pada 2016, Kominfo mewajibkan startup untuk ikut dari tahap awal yaitu Ignition. Tahapan awal itu bertujuan memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan dan penajaman masalah yang ingin dipecahkan.
Setelah melalui Ignition, peserta akan masuk ke tahap Networking untuk membentuk tim, Workshop untuk pembekalan keahlian dasar, kemudian dilanjutkan dengan Hacksprint, Bootcamp, dan Incubation. Pada 2019, startup dapat memilih tahapan yang sesuai dengan perkembangan usaha mereka dan menyampaikan apa saja yang sudah mereka capai sebelum mengikuti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Kominfo meyakini mekanisme baru Gerakan 1000 Startup itu akan lebih tepat sasaran karena perusahaan rintisan akan mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka. Sejak digagas pada 2016 dan berjalan hingga akhir 2018, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital melahirkan 584 startup peserta, yang disaring dari hampir 40.000 pendaftar.
Pemerintah juga menyiapkan program lanjutan untuk perusahaan rintisan yang sudah keluar dari program inkubasi. Dalam program bernama Next Indonesian Unicorn atau Nexticorn itu, startup akan dipertemukan dengan calon investor. “Kami bantu kurasi, lalu mengenalkan mereka ke investor,” kata Semuel.
Samuel mengatakan upaya startup untuk mendapatkan pendanaan pada tahap awal tidak begitu sulit karena umumnya pemodal tidak keberatan untuk berinvestasi dalam risiko rendah, misalnya 100.000 hingga satu juta dolar AS.
Namun begitu memasuki angka yang besar, misalnya lima juta dolar AS, perusahaan rintisan harus mampu meyakinkan para investor tentang perkembangan usaha mereka dalam jangka panjang. Program kerja Kominfo itu telah mengadakan dua Nexticorn Summit pada 2018 untuk mempertemukan perusahaan rintisan lokal dengan venture capital dari luar negeri.
Sejak diumumkan pada 2017 hingga akhir 2018, terdapat 108 perusahaan rintisan yang mengikuti program Nexticorn. (ant)
Editor Deden .GP