Kopi Gayo Ditolak Pembeli Eropa

- Editor

Sabtu, 12 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDA ACEH.bipol.co – Eksportir kopi arabika gayo mengeluh penolakan pembeli luar negeri terhadap produk biji kopi dari kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, khususnya oleh sejumlah negara di Eropa yang selama ini menjadi pembeli utama.

Ketua Asosiasi Produser Fairtrade Indonesia (APFI), Armiadi mengatakan penolakan tersebut terjadi karena para pembeli Eropa menyebutkan hasil uji laboratorium bahwa kopi gayo kini diketahui mengandung zat kimia berupa glyphosate yang melampaui ambang batas.

“Ambang batasnya 0,01 terhadap unsur glyphosate. Yang terdapat 0,02 sudah melebihi. Artinya kopi Gayo dianggap tidak organik lagi,” katanya, di Aceh Tengah, Jumat.

Dia menjelaskan, selama ini kopi gayo selalu menjadi idola pasar dunia, karena statusnya sebagai komoditi organik, selain cita rasanya yang spesial. Karena keunggulan itu, kata Armiadi, harga jual kopi gayo di pasar dunia selama ini juga selalu tinggi di atas rata-rata harga kopi dunia.

Perbandingannya, kata dia, harga kopi dunia saat ini adalah 2,8 dolar AS atau setara Rp39.000 per kilogram untuk kopi biji hijau, sedangkan kopi Gayo berada diharga lima sampai 5,5 dolar AS per kilogram untuk kopi biji hijau.

“Pertama karena dia organik, kedua karena budidayanya ramah lingkungan, ketiga karena cita rasanya yang spesial berbeda dari negara lain. Tiga komponen ini membuat harganya mahal. Tapi sekarang sudah diragukan,” katanya.

Menurut, Armiadi jika memang benar kopi gayo saat ini mengandung glyphosate seperti yang dikatakan oleh para pembeli Eropa, maka hal yang paling ditakutkan adalah harga kopi gayo akan jatuh.

“Dampak yang paling besar adalah ketika diklaim kopi gayo ini tidak lagi organik. Maka harga kopi gayo akan turun. Kenapa harus beli kopi gayo sementara kopi Brasil lebih murah dan lebih dekat,” kata Armiadi.

Lanjutnya, hampir semua pembeli kopi gayo saat ini ingin membuktikan apakah komoditi unggulan itu masih organik atau tidak.

“Kita tidak berharap benar bahwa kopi gayo itu semua mengandung glyphosate. Namun posisi sekarang jelas kopi Gayo diragukan keorganikannya. Dan internasional saat ini ingin membuktikan kopi gayo itu organik atau tidak organik. Hampir semua pembeli meminta uji lab,” katanya.

Dia menambahkan bahwa kandungan glyphosate pada biji kopi merupakan hal baru atau temuan yang baru diketahui saat ini.

“Bukan hanya dari Indonesia, kopi dari Afrika pun sama posisinya mengandung glyphosate. Karena sekarang baru diketahui. Atau mereka baru menemukan alat yang bisa membaca glyphosate itu,” ujarnya.

Disisi lain, Armiadi sendiri masih menaruh harapan bahwa apa yang terjadi saat ini terhadap komoditi unggulan asal gayo itu, hanya merupakan permainan pasar untuk mencoba menjatuhkan harga kopi gayo.

“Ada isu lain apakah ini perang dagang antara Amerika dan Eropa. Karena glyphosate adalah produk dari Mosanto, Mosanto adalah milik Amerika. Apakah karena produknya mencemari makanan lalu tidak diterima oleh Eropa,” katanya. (ant)

Editor   Deden .GP

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB