Surat Terbuka untuk Kang Emil

- Editor

Selasa, 19 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Assalamuallaikum wr., wb.,

Kang Emil yang saya hormati. Saya mengenal Anda sebelum Anda duduk sebagai Wali Kota Bandung. Sebagai Kepala Biro Tempo Jabar yang berkantor di Bandung, saya mengikuti kegiatan Anda dalam Pilwalkot, hingga Anda terpilih sebagai Wali Kota Bandung.

Kehadiran Anda sebagai orang nomor satu di Bandung disambut baik oleh masyarakat yang tidak merasakan kebutuhannya dipenuhi oleh pemimpin sebelumnya. Sehingga mereka sangat menggantungkan harapan   perubahan agar Bandung menjadi kota yang berperadaban modern dan rakyatnya sejahtera.

Ketika Anda menjadi Wali Kota, banyak program diluncurkan, tapi hanya sedikit yang berwujud. Sehingga muncul opini-opini tentang pencitraan yang Anda lakukan. Tapi Anda tak peduli, Anda terus bekerja sehingga didapuk banyak penghargaan.

Selesai tugas sebagai Wali Kota, Anda pun memilih ikut kontestasi pemilihan gubernur Jabar. Kebetulan waktu itu saya baru saja resign dari Tempo. Saya tak menolak ketika ditawari terlibat sebagai  timses di bidang media. Saya bersama tim media, mem-branding Anda sebagai cagub yang layak dipilih dengan segudang prestasi yang Anda pernah raih saat menjadi Wali Kota.

Beruntungnya track record Anda bersih sebagai pejabat, sehingga tak sulit rasanya mem-branding Anda lewat media dan kebetulan Anda juga telah menjadi media darling.

Berangkat subuh pulang subuh, saya jalani mengikuti jadwal  kampanye Anda selama setahun. Banyak suka dan duka saya alami di sana. Setelah Anda terpilih sebagai gubernur, saya memilih jarak untuk keluar dari lingkaran. Saya menjadi penonton dan mengamati cara kerja Anda, kebijakan dan program Anda.

Namun saya kecewa Anda membentuk TAP (Tim Akselarasi Percepatan) pembangunan  yang gemuk dimana gaji  TAP menggunakan APBD. Lebih kecewa lagi, Anda melakukan KKN dengan melibatkan adik dan sepupu Anda di TAP, bahkan teman-teman,  mantan timses dilibatkan di TAP, tanpa melihat sejauh mana keahlian, kapabilitas, dan profesionalisme mereka.

Lalu Anda bentuk TAJJ (Tim Ahli Jabar Juara), ini juga sama, honor mereka diambil dari APBD. Tim-tim yang Anda bentuk, sejauh mana telah membantu kerja Anda sebagai gubernur? Apakah ini cara Anda untuk menyenangkan banyak orang tanpa melihat dampak luar biasa di balik kebijakan itu.

Saat film “Dylan” viral, Anda buat Pojok Dylan di kawasan Gelora Saparua tanpa koordinasi dulu dengan DPRD. Ini saya ketahui dari kontak langsung dengan beberapa anggota dewan tentang sejauh mana mereka tahu tentang pembuatan Pojok Dylan. Ternyata mereka tak diajak komunikasi, tahu-tahu Pojok Dylan dibangun.

Kang Emil yang terhormat, Urgensinya apa coba pojok Dylan? Kenapa harus Dylan? Siapa dia, tokoh apa dia di Jabar? Apa yang sudah dia bawa untuk kemaslahatan warga Jabar? Tak ada, hanya tokoh fiksi dalam film remaja. Dan, kenapa pojok Dylan, taman seuprit itu harus dibangun di atas taman yang namanya saja sudah sangat hebat di Kota Bandung, yakni Gelora Saparua?

Dan, kini ramai di media, Anda membuat kolam renang senilai Rp1,5 miliar hanya untuk obati cidera lutut Anda. Tolong berpikir yang jernih Kang, dokter hanya menyarankan Anda untuk berenang agar terapi lutut Anda bisa berjalan baik dan Anda sembuh. Tidak ada saran untuk bikin kolam renang semahal itu. Kalau harus terapi renang setiap hari, banyak fasilitas kolam renang publik di Kota Bandung yang bagus dan layak dipakai.

Diperlukan kejujuran dari relung hati yang terdalam, apa betul kolam renang Rp1,5 miliar dari APBD itu sangat urgent untuk mengobati cidera lutut dibandingkan dengan masih banyaknya rakyat yang sakit tapi tak mampu berobat? Atau tak punya ongkos untuk datang ke rumah sakit besar?

Kalau sekadar hasrat ingin ada kolam renang di rumah dinas, sebaiknya urungkan saja. Rakyat lebih membutuhkan anggaran itu untuk bisa sekolah, berobat.

Biaya revitalisasi rumah dinas gubernur  senilai Rp4 miliar. Wow, mahal sekali dengan kondisi rumah dinas yang sangat terawat ini. Saya beberapa kali datang ke rumah dinas sejak  Gubernur Aher, kondisi rumah dinas cukup terawat dengan baik. Apakah DPRD Jabar tahu dan  juga merestui revitalisasi rumah dinas semahal itu? Tolong beritahu masyarakat karena dana revitalisasi itu pakai anggaran APBD.

Apa sangat urgent merevitalisasi rumah dinas pakuan senilai Rp4 Miliar? Untuk apa saja uang sebanyak itu, rakyat perlu tahu karena itu uang APBD.

Terkait komunikasi Anda dengan DPRD, partai pengusung, dan relawan juga buruk. Sebagai orang yang selalu mendampingi Akang saat kampanye, banyak temen-temen daerah yang mencatat no. Hp saya. Setelah menang mereka menagih janji kampanye Akang lewat saya. Beberapa proposal dari mereka saya sampaikan melalui ajudan Anda dan lewat jalur resmi, surat gubernur. Tapi lapur, tak satu pun proposal itu mendapat tanggapan, sehingga mereka marah dan bilang ke saya, dulu minta suara, kami beri dan kami dukung, setelah terpilih lupa. Bahkan dikira saya juga menjadi bagian dari orang yang mempersulit proposal mereka. Padahal begitu Anda terpilih, saya keluar dari lingkaran semut yang mengerubuti gula merah.

Kang Emil yang saya hormati, saya terpaksa menulis surat terbuka ini, karena rasa sayang saya sebagai  sahabat, sebagai orang yang pernah berada di lingkaran dalam, tapi kini saya kesulitan akses untuk bertemu dengan Anda. Ada orang-orang dalam yang sengaja menutup jalan saya untuk bertemu dengan Akang, entah karena apa.

Karena kami berteman di fb, saya yakin Anda membacanya.  Sejauh-jauhnya kita salah jalan, sebaiknya balik kanan. Mulai benahi dan tata kembali rencana kerja dan  tim Anda. Anda tengah memegang amanah besar, banyak harapan yang digantungkan pada Anda. Jangan lukai perasaan rakyat, membuat kolam renang semahal itu telah melukai perasaan rakyat di saat masih banyak persoalan dasar masyarakat yang belum terselesaikan.

Mungkin ada baiknya Anda luangkan waktu sendirian saja, mendengarkan rekaman saat Anda kampanye, apa yang Anda janjikan pada rakyat ketika itu? Apa cita-cita Anda untuk rakyat Jabar? Apakah janji itu akan tertunaikan? Jawabannya hanya ada di hatimu. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk terbaik untukmu.

 

Salam,

Enisa

 

 

Berita Terkait

Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?
ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?
Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?
Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur
Tiga Tahun Menjadi Bupati: Sebuah Refleksi Diri
Dari SITUNG ke SIREKAP, Rekapitulasi Pemilu Berujung Penjara?!
Menakar Kinerja Pj Bupati Bandung Barat
Dari Jalan Hingga Pemakaman, 40 Wajah-wajah Baru Anggota DPRD Kabupaten Bandung

Berita Terkait

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 23:39 WIB

Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?

Sabtu, 27 Juli 2024 - 15:13 WIB

ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?

Jumat, 28 Juni 2024 - 12:53 WIB

Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?

Rabu, 1 Mei 2024 - 10:40 WIB

Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur

Jumat, 26 April 2024 - 22:39 WIB

Tiga Tahun Menjadi Bupati: Sebuah Refleksi Diri

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB