Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur

- Editor

Rabu, 1 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Sachrial (Praktisi Hukum/Pemerhati SOSPOLBUD)

ADA yang menarik pada angka 360. Puisi Ballad Of Mulan sangat sederhana hanya terdiri dari 360 kata. Puisi tersebut menceritakan “mutasi/rotasi” dimana pada saat itu setiap keluarga harus mengirim satu orang laki-laki ke medan perang, bila tak ada yang pergi perang penggal hukumannya.

Adiknya yang laki-laki masih teramat kecil, sementara bapaknya dalam kondisi sakit.
Akhirnya Mulan menyamar menjadi laki-laki untuk bermutasi menjadi laki-laki dan merotasi agar adik dan bapaknya tak ditugaskan di Medan perang.

Selamatlah bapak dan adiknya. proses “mutasi-rotasi” berbuah keselamatan keluarga dan kelak menjadi buah kemenangan buat kekaisaran.

Angka 360 berikutnya terjadi di Kabupaten Bandung dimana mutasi dan rotasi terjadi menjelang Pilkada serentak 2024.

Tentu ini akan sangat rumit karena menyangkut banyak keluarga yang bereforia dan bersedih karena ada pembatalan. Apakah ini berbuah keselamatan bagi  keluarga? Berbuah kemanfaatan pula bagi warga Kabupaten Bandung secara keseluruhan. Tentu jawabannya ada pada mereka.

Tulisan ini sengaja disampaikan untuk melakukan refleksi pada acara diskusi yang di gagas Komite Pemantau Pembangunan pada hari Senin (29/3) Ponyo Cileunyi. Dalam Rangka memperingati hari jadi  Kabuoaten Bandung yang akan memasuki abad ke-4.

Refleksi Hari Jadi Kabupaten Bandung, Peluang dan Tantangan

Lagu Cristiana Aguilera yang menjadi Soundtrack Film Mulan Produksi Walt Disney. Mengaduk segala perasaan.
Film perang dan Kungfu yang heroik dan patriotik diiringi dengan musik melankolis sungguh persembahan luar biasa. Ada emosi yang tidak klimaks.

Mulan yang bermutasi menjadi laki-laki dan merotasi peran bapak dan adiknya seakan menjadi prajurit tangguh memberi semangat tempur berkobar-kobar. Mulan yang memimpin 5 Juta tentara selalu berada digaris depan.

Kemenangan akhirnya didapat, kekaisaranpun mempersiapkan segala reward jabatan bagi Mulan.

Menjadi Menhan, Panglima, bahkan menjadi Istri Rajapun ditawarkan. Barulah kekaisaran sadar, bahwa ternyata Mulan adalah seorang Wanita.
Kesadaran itu setelah Mulan menolak segala fasilitas kenikmatan hidup yang akan diberikan Kaisar.

Mulan…lebih memilih pulang kampung. Disinilah Walt Disney tertarik atas segala capaian yang di dapat tapi memilih pulang. Walt Disney menyajikan dengan apik cerita ini.

Pada film itulah sesungguhnya arti refleksi. Mulan memilih menjadi orang biasa pada saat segala kekuasaan akan di dapat dengan mudah,saat fasilitas akan diberikan secara meruah pada dirinya. Saat gemerlap dunia hedon,bendawi tinggal ambil malah Mulan memilih tak memilih semua itu. Mulan tak mau puja-puji, Mulan tak mau bintang jasa,Mulan tak mau fotonya disebar di sejumlah titik atas segala keberhasilan dan kemenangan memimpin semua pertempuran.

Sekali lagi Mulan memilih Mudik bertemu keluarga, kesedihan bertambah saat mengetahui bapaknya telah tiada.

Lalu apakah Mulan dapat dikatakan gagal melihat peluang atau gagal me-mitigasi tantangan pada refleksi tersebut?

Walt Disney justru melihat sebaliknya :
1. Dia pilih peluang menjadi orang biasa sebagai peluang terbaiknya untuk mewujudkan impian (be loved for who i am) Mulan tidak melihat adanya peluang mewujudkan impiannya pada jabatan-jabatan dan fasilitas kekuasaan yang hakikinya bersumber dari rakyat. Mulan menolak itu semua.
2. Penolakan Mulan terhadap jabatan dan bendawi itulah mitigasi tantangan yang terbaik, Mulan merasa tak mau seenaknya jika menduduki jabatan, tanggung jawab dan amanah serta sumpah jabatan akan sangat berat di emban.

Mulan sukses me-refleksikan peluang dan tantangan karena dia sudah khatam semua parameter dunia, semua orang sudah tahu apa yang diperjuangkan Mulan tahu kapasitas, kemampuan  dan prestasinya.

Mulan telah berhasil me-refleksikan ada tangisan, ada konstemplasi ada kerendahan diri. Itulah refleksi.

Mulan tak membanggakan diri sebagai orang hebat, berprestasi, jagoan, juara, Mulan tak punya buzzer untuk meninggikan dirinya, karena kerendahan hatinya.

Maka berrefleksilah dengan jujur bebas, tak usah khawatir ditangkap, karena ada asas dasar dalam dunia hukum Cogitationis Poenam Nemo Pattitur (tidak ada seorangpun dapat dihukum atas apa yang dipikirkannya).

Refleksi tentu harus ada kesedihan ,ada tangis dan kecewa lalu kita beranjak dan berbenah. Refleksi tak perlu ada karnaval, pamer kuliner, pamer prestasi dsb.

Penulis akan memberikan 2 Panduan untuk refleksi agar kita bersedih.

I.Refleksi “Kentut Pembangunan, Halu Sejahtera

Slide Pemkab akan selalu muncul pada presentasi dimanapun. Salah satunya adalah Capaian Kinerja Makro. Pada Slide itu akan terlihat total jumlah penduduk 3.749.272 jiwa pada tahun 2023. Pada poin 5 disebutkan Pendapatan Perkapita(Juta Rupiah) tertera angka 41,37.

Artinya dompet seluruh penduduk kabupaten ini berisi 41,37 juta per-orang pertahunnya, dirata-rata perbulan sekitar 4 juta masuk kedalam dompet semua penduduk Kabupaten Bandung dalam kata lain bila ada orok sampai aki dan nenek ada 4 juta. Bila di rumah ada 5 orang maka tinggal kalikan saja.

Pertanyaan refleksinya adalah benarkah kita mempunyai 4 juta sebulan dan bila setahun menjadi 41,37, benarkah???
Bila kita tak memilki sejumlah itu maka Pemkab hanya berkoar tentang pencapaian, maka artinya itu adalah kentut pembangunan tak ada bentuknya tapi terasa bau koarnya. Inilah tetes air mata kita pada refleksi hari jadi Kabupaten Bandung. Kentut pembangunan menghasilkan halunisasi kesejahteraan.

Angka-angka pencapaian makro inilah yang sering dinyinyir oleh negara donor katanya capaiannya tinggi tapi ko tetap ngutang. Ini kita sedih pula. Menangislah sejadi-jadinya.

II Refleksi di Bidang Hukum

Kita bicara soal hukum, saya tampilkan data dari MA di PA Soreang dan BPS. Angkanya tidak jauh  dari 10000-an perkara yang masuk pertahunnya, sekitar 700-an-1500-an perkara tiap bulannya yang mesti disidang, belum lagi perkara lain.

Maksud dari data diatas menjelaskan pada kita semua, jangankan bicara dunia hukum yang rumit-rumit  macam ragamnya, urusan cerai saja menggunung di kabupaten ini.

Dari dua refleksi diatas  saja kita akan habis air mata kita terkuras.

Maka mari kita simak lirik Cristiana Aligure dengan judul Reflection:

…..every day it’s  I Play A part. Now I see. If I Wear A Mask .I Can Fool the world.But I Cannot fool my heart ( Tiap saat, ini hanya bagian dari sandiwara. Sekarang saya tahu jika saya memakai topeng. Maka saya bisa membodohi dunia.Tapi aku tidak bisa membodohi hatiku sendiri).

Akhir tulisan, bebaskan pikiranmu, bersihkan hatimu, wujudkan hasil refleksi-mu dalam aksi nyata. Caranya hanya ada tiga. Satu jujur, dua jujur, tiga jujur.
Semoga Kabupaten Bandung memasuki abad ke-4 ini menjadi Kabupaten Jujur. Hatur Nuhun.(*)

Berita Terkait

Rakyat Banten Tidak Tinggal Diam: Soliditas Kultural dalam Melawan Kejahatan Agung Sedayu
Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?
ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?
Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?
Tiga Tahun Menjadi Bupati: Sebuah Refleksi Diri
Dari SITUNG ke SIREKAP, Rekapitulasi Pemilu Berujung Penjara?!
Menakar Kinerja Pj Bupati Bandung Barat
Dari Jalan Hingga Pemakaman, 40 Wajah-wajah Baru Anggota DPRD Kabupaten Bandung

Berita Terkait

Senin, 10 Maret 2025 - 12:46 WIB

Rakyat Banten Tidak Tinggal Diam: Soliditas Kultural dalam Melawan Kejahatan Agung Sedayu

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 23:39 WIB

Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?

Sabtu, 27 Juli 2024 - 15:13 WIB

ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?

Jumat, 28 Juni 2024 - 12:53 WIB

Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?

Rabu, 1 Mei 2024 - 10:40 WIB

Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur

Berita Terbaru