KAB. BANDUNG, bipol.co — Bakal calon Bupati Bandung periode 2020-2025, H. Dadang Supriatna atau Kang DS, menyiratkan bakal ancang-ancang untuk hengkang ke partai lain dalam pencalonannya, bila dalam penilaian yang dilakukan Partai Golkar tidak fair play alias tidak jujur.
Karena itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini berharap DPP Partai Golkar bisa fair play dalam melakukan penilaian menentukan calon bupati yang akan diusungnya nanti.
“Apakah fair play atau tidak? Kalau fair play saya juga tahu dan saya pasti tau diri, kenapa misalnya saya tidak direkomendasi ya mungkin kalau keputusanya rasional dan bisa dipahami, ya saya ngikuti,” papar Dadang Supriatna, dalam wawancara di kediamannya, di Desa Tegalluar, Majalaya, Kabupaten Bandung, Rabu malam (15/1/2020).
Tapi sebaliknya, tutur politisi Golkar ini, misalkan ada “indikasi”, tentu akan ada keputusan lain yang dilakukan timnya.
Namun Dadang Suptiatna menyatakan, tidak terbersit untuk pindah partai bila tidak direkomendasikan partai golkar. Selama dalam penilaian pencalonnanya dilakukan secara fair play.
“Misalnya karena saya tidak direkomendasikan, tiba-tiba saya harus pindah ke partai lain tanpa perhitungan, malah bisa jadi blunder,” ucapnya.
Soal pindah atau tidaknya ke partai lain, menurut Dadang, semua diserahkan kepada tim.
“Keputusan akhir seperti apa, nanti tim yang memutuskan. Hal jelas, saya upayakan saat ini direkomendasi oleh DPP Golkar,” imbuh Dadang.
Meski tidak secara gamblang dalam pencalonnannya akan pindah ke partai lain, namun Kang DS menyiratkan saat ini sudah ada sejumlah partai politik yang siap mengusungnya sebagai calon Bupati Bandung.
Dadang mengklaim, saat ini sudah ada lima parpol yang siap mengusung dirinya menjadi calon Bupati Bandung.
“Bukan saya yang meminta. Bahkan ada partai yang selama ini bergabung di pusat, menyatakan dukungannya. Baca saja, ini WA-nya,” ungkap Kang DS sambil menunjukkan isi WA-nya.
DS mengaku saat ini dukungan terhadap dirinya terus mengalir dan telah memiliki tim di 6.000 TPS.
“Memangnya saya sendiri, saya juga punya tim di –tiap-tiap TPS; di 6.000 TPS yang sudah terbentuk dengan inisitiaf setiap Korcam, Kordes, di lapangan. Publik sudah pada tahu,” terangnya.
Kang DS juga menyatakan, tidak punya beban dalam pencalonnannya. “Saya tidak punya beban. Bila tidak direkomendasi, saya masih punya kerjaan di provinsi, hanya ending-nya fair atau tidak. Itu saja,” ucapnya.
Kalau terbukti tidak fair play, Kang DS mengatakan tidak bisa begitu saja memutuskan, tapi ia tetap akan menjaga marwah kebersamaan Partai Golkar, karena membangun Golkar itu tidak mudah.
Maju mencalonkan sebagai bupati, tuturnya, bukan keinginan sendiri, tapi dorongan dari pendukung masyarakat serta atas wasiat orangtuanya.
“Pembentukan tim juga atas inisiatif mereka, saya tidak membeli suara. Dananya dari mana?” ucapnya.
Dadang merasa optimis untuk tetap maju sebagai calon Bupati Bandung, meski harus kehilangan jabatannya sebagai anggota DPRD Provinsi.
“Saya selalu optimis. Kalau saya sudah melangkah, saya optimis. Bukan ambisius. Ambisi ada untuk motivasi dan optimis berdasarkan empiris. Kalau saya melangkah selalu membaca, menganalisis, dan saya enggak mau gambling,” tegasnya.
Dadang juga menyatakan tidak akan mencalonkan untuk wakil bupati atau Bandung dua, meski ada partai yag meminta untuk dipasangkan dengan calon lain.
“Saya tidak akan mencalonkan sebagai wakil, sudah saja saya bekerja sebagai anggota DPRD Provinsi,” tutupnya.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan