The NAMM Show 2020 merupakan pameran musik terbesar di dunia yang digelar pada 16-19 Januari 2020 di Anaheim Convention Center, California, Amerika Serikat (AS).
“Keikutsertaan Indonesia ini adalah yang ketiga kalinya pada pameran The NAMM Show. Tahun ini, Indonesia telah menghasilkan transaksi potensial ekspor sebesar Rp19,4 miliar dari produk alat musik tersebut,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Bayu Nugroho lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Jumat (24/1).
Paviliun Indonesia menampilkan berbagai instrumen musik dan perlengkapannya. Sebanyak empat produsen alat musik asal Indonesia turut berpartisipasi, yaitu Sjuman Instruments, Dr. Case, Stranough Guitar Technology, dan Genta Guitar.
Seluruh produk yang ditampilkan memiliki kualitas premium dan sudah melalui proses kurasi oleh ITPC Los Angeles. Sehingga, produk tersebut layak ekspor dan dapat memenuhi permintaan pasar AS.
Bayu mengatakan Sjuman Instruments yang kembali mengikuti The NAMM Show tahun ini menghadirkan gitar seri SQI Stealth. Gitar tersebut diproduksi menggunakan material daur ulang dan diolah oleh perajin Indonesia sehingga mempunyai ciri khas sendiri.
Sedangkan, Dr. Case, produsen tas alat musik asal Bandung juga kembali berpartisipasi dengan menampilkan tas perlengkapan musik, seperti tas gitar dan tas snare drum berkualitas premium.
Sementara itu, Genta Guitar membawa beragam gitar dan ukulele premium salah satunya seri ukulele batik. Seri ukulele batik merupakan ukulele akustik yang dilukis tangan dengan motif batik kupu-kupu. Tingkat kesulitan pengerjaan ukulele batik menjadikannya sebagai incaran para kolektor musik AS.
“The Tripper Guitar memiliki keunggulan yaitu selain mudah dibawa kemana saja, gitar ini juga menggabungkan alat musik konvensional dengan sentuhan teknologi,” imbuh Bayu.
Bayu menjelaskan tren pasar instrumen musik tahun 2020 mulai mengarah ke penggabungan alat musik tradisional dengan sentuhan teknologi, seperti produk gitar yang dikombinasikan dengan mikroprosesor genggam, sehingga ringkas dan mudah dibawa bepergian.
Alat musik Indonesia mendapatkan keringanan/tanpa bea masuk (competitive advantage) untuk memasuki pasar AS dibandingkan produk serupa dari negara lain.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Dody Edward menambahkan para perwakilan perdagangan di luar negeri agar dapat memanfaatkan kerja sama untuk meningkatkan ekspor.
Para pengusaha atau eksportir diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan varian produk, serta mengembangkan inovasi produk alat musik agar dapat bersaing di pasar global.
“Selain itu, Kemendag mengharapkan agar para pengusaha dapat memanfaatkan kerja sama dengan ITPC atau Atase Perdagangan di luar negeri dalam meningkatkan ekspor. Potensi ekspor alat musik petik seperti gitar saat ini lebih menjanjikan dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Dirjen Dody. (net)