Kolam Retensi Cieunteung tak Selesaikan Banjir di Baleendah dan Sekitarnya

- Editor

Minggu, 26 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kolam Retensi Cieunteung Baleendah, Kabupaten Bandung, menghabiskan dana ratusan miliar, namun belum mampu mengatasi banjir di Baleendah dan sekitarnya.* ist.

Kolam Retensi Cieunteung Baleendah, Kabupaten Bandung, menghabiskan dana ratusan miliar, namun belum mampu mengatasi banjir di Baleendah dan sekitarnya.* ist.

 

KAB. BANDUNG, bipol.co — Kolam retensi Cieunteung, di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang dibangun pihak BBWS tahun lalu, ternyata tidak manyelesaikan banjir di Cieunteng dan Andir, Baleendah. Padahal, kolam retensi itu dibangun untuk mengatasi banjir di sekitar itu.

Malah kolam retensi Cieunteung yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp500 miliar itu dituding sebagai penyebab banjir saat ini. Pasalnya, bila hujan lebat, Sungai Citarum meluap dan kolam retensi pun tidak mampu menampung luapan air yang mengalir di sekitar itu.

“Air yang mengalir di sekitar Baleendah justru saat ini terhambat oleh kolam retensi, apalagi pompa air di kolam retensi tidak berfungsi dan tersumbat sampah yang tertanpung di kolam. Akibatnya, air dari kolam tersebut meluap dan  tumpah menggenangi rumah penduduk di sekitarnya,” ujar Toni Permana SH., anggota DPRD Kabupaten Bandung, kepada bipol.co, Sabtu malam (25/1/2020).

Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WIB, rumah Ketua Fraksi Partai Nasdem yang berada di kawasan Cieunteung ini sebagian sudah terendam air.

Toni Permana mengaku, sejak awal ia menolak atas pembangunan kolam retensi tersebut, meski secara material dirinya diuntungkan. Kolam retensi dinilainya tidak akan menyelesaikan masalah banjir di kawasan Cieunteng.

Bahkan, tutur Tony, saat ini yang menjadi korban dampak pembangunan kolam retensi itu penduduk di sekitar Andir. Pasalnya, air yang meluber dari kolam saat hujan besar menyebabkan banjir cepat naik di daerah Andir.

Begitu pula dibangunannya terowongan Curug Jompong, di Nanjung, Kecamatan Margaasih, papar Tony, juga tidak berdampak besar  untuk mengatasi banjir. Kenyataanya, banjir saat ini masih terjadi.

“Memang dibukanya terowongan Curug Jompong, larian airnya cukup cepat ke hilir. Tetapi tetap saja banjir masih tinggi. Banjir sampai hari (Sabtu, 25/1/2020) sudah tiga hari  masih menggenangi,” katanya.

Tony menilai, pembangunan  kolam retensi Cieunteung dan yang akan dibangun di sekitar Andir, itu hanya bagian dari “proyek” BBWS.

“Kolam retensi Cieunteung kan menghabiskan anggaran sekitar Rp500 miliar. Dua unit pompa untuk menyedot air dari retensi anggarannya mencapai sekitar Rp7 miliar per pompa, tapi kadang-kadang tidak berfungsi, malah katanya rusak,” tutur Toni.

Toni menganggap, anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk proyek antisipasi banjir di Baleendah dan sekitarnya yang mencapai lebih dari Rp500 miliar itu terlalu besar. Karena itu, ia berharap, harus dilakukan audit karena menyangkut uang negara, uang rakyat.

Kolam retensi ini akan berfungsi menampung debit banjir Sungai Citarum yang berada di sebelahnya. Kolam retensi akan menurunkan tinggi genangan di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah sekitar satu meter dan mengurangi luas genangan dari semula 342 Ha menjadi 41 Ha. Luas kolam retensi ini  mencapai 8,7 Ha akan mampu menampung 220 ribu m3 dan dilengkapi tiga unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan satu unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik.

Hingga Sabtu malam kemarin, banjir di kawasan Cieuteung dan Kelurahan Andir, mencapai sekitar 60 cm sampai 1,5 meter. Hingga semalam, air yang menggenangi rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya terus naik. Apalagi sejak siang hujan di sekitar itu turun sangat besar.

Dampak banjir di kawasan itu, ratusan jiwa terpaksa diungsikan, di antaranya ke Gedung Inkanas.**

Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Bupati Bandung Dukung Dedi Mulyadi Ubah Jam Kerja ASN: “Setelah Sahur Tidak Ada yang Tidur Lagi”
Pegawai Pemdaprov Ngantor Lebih Pagi, Dedi Mulyadi: Bukan Cari Sensasi Lebih Disiplin, Sehat, Terhindar Macet
ASN Jabar Kerja Lebih Awal di Ramadhan, Layanan Masyarakat Tetap Optimal
Banjir di Dayeuhkolot dan Bojongsoang: 7.298 Warga Terdampak, Ribuan Rumah Tergenang
Agus Setiawan Soroti Minimnya Anggaran untuk Penyangga Ibu Kota Kabupaten Bandung
Ali Syakieb Sampaikan Pengalamannya Soal Waktu dan Etos Kerja Orang Jepang pada Calon Pekerja Migran
Nilai MCP KPK RI Kabupaten Bandung 2024 Capai 93%, Marlan Nursyamsi: Kami Seoptimal Mungkin Penuhi Evidences
Kang DS : Retreat Ilmu Berharga Bekal Memimpin Kabupaten Bandung Periode Kedua

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 14:16 WIB

Bupati Bandung Dukung Dedi Mulyadi Ubah Jam Kerja ASN: “Setelah Sahur Tidak Ada yang Tidur Lagi”

Sabtu, 1 Maret 2025 - 11:33 WIB

ASN Jabar Kerja Lebih Awal di Ramadhan, Layanan Masyarakat Tetap Optimal

Rabu, 26 Februari 2025 - 23:48 WIB

Banjir di Dayeuhkolot dan Bojongsoang: 7.298 Warga Terdampak, Ribuan Rumah Tergenang

Rabu, 26 Februari 2025 - 20:48 WIB

Agus Setiawan Soroti Minimnya Anggaran untuk Penyangga Ibu Kota Kabupaten Bandung

Rabu, 26 Februari 2025 - 12:27 WIB

Ali Syakieb Sampaikan Pengalamannya Soal Waktu dan Etos Kerja Orang Jepang pada Calon Pekerja Migran

Berita Terbaru