Penulis: Mang Oded
DALAM Al Quran, Allah Swt banyak memberikan gambaran dan penjelasan terkait dengan permasalahan yang telah dan akan dialami oleh manusia. Gambaran tersebut bertujuan supaya manusia bisa mengambil hikmah dan pelajaran agar lebih beriman dan taat kepada-Nya.
Namun, masih banyak manusia yang tetap saja tidak mau beriman dan taat kepada-Nya. Gambaran dan penjelasan yang termaktub dalam Alquran tidak membuat manusia semakin beriman. Justru sebaliknya, tetap saja berada di jalan kekufuran dan kemaksiatan dan lupa dengan hari akhir.
Padahal Allah telah memberikan dan mencukupi segala kebutuhan manusia di dunia ini. Bahkan, rezeki yang Allah berikan sangat melimpah sehingga manusia tidak akan pernah mengalami kekurangan dalam setiap kondisi apapun. Apa yang dibutuhkan mansuia, Allah sediakan dan cukupi.
Dalam Surat An Nahl ayat 112, Allah berfirman, ”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat”.
Negeri yang digambarkan dalam ayat ini adalah Mekah yang sangat aman dan tenteram dari serangan musuh. Rezeki yang Allah berikan sangat melimpah dari penjuru Mekah, yang membuat warganya tidak merasa kekurangan. Namun karena mendustakan Rasulullah Saw, maka Mekah mengalami kelaparan dan ketakutan yang meliputi mereka, seperti halnya pakaian meliputi tubuh mereka. Mereka merasakan kemarau panjang selama tujuh tahun. Hal tersebut, disebabkan karena warga Mekah kufur dan tidak bersyukur. Allah tidak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.
Ayat ini menunjukkan, jalan keluar dari musibah yang menimpa di berbagai negeri adalah dengan bersyukur kepada Allah, yakni dengan beriman kepada rasul serta mengamalkan ajaran-ajarannya. Musibah yang menimpa tidak lain disebabkan mereka melakukan yang sebaliknya.
Ada banyak faedah dari musibah, di antaranya sebagai penebus dosa bagi orang mukmin, sebagai azab bagi orang kafir, dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang masih hidup agar mereka tidak melakukan hal yang sama. Orang yang cerdas adalah orang yang dapat mengambil pelajaran dari musibah yang menimpa orang lain.
Selanjutnya, dalam Surat Al A’raf ayat 96, Allah berfirman,” Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (para rasul), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
Setelah Alah menyebutkan tentang orang-orang yang mendustakan para rasul dan bahwa mereka diuji dengan berbagai penderitaan dan musibah sebagai peringatan bagi mereka, dan dengan kesenangan sebagai istidraj (penangguhan) dan makar, Allah menyebutkan bahwa penduduk negeri jika mau beriman kepada para rasul serta menjauhi kufur dan kemaksiatan, maka Alah menurunkan berkah dari langit dan bumi kepada mereka.
Berdasarkan ayat ini, jika amal yang naik kepada Allah adalah amal yang baik, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala akan menurunkan kebaikan. Sebaliknya, jika amal yang naik kepada Alah Ta’ala adalah amal buruk, maka Allah akan menurunkan keburukan pula kepada mereka.
Dalam Surat Al’An’am ayat 44, Allah berfirman, “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa”.
Rasulullah Saw bersabda, ”Apabila kamu melihat Allah memberikan kenikmatan dunia yang disenangi kepada seorang hamba padahal ia berada di atas maksiat, maka sebenarnya hal itu adalah istidraj”. Kemudian Rasulullah membacakan ayat, ”Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.
Bagi orang-orang yang melupakan Allah dan Rasul-Nya, maka Allah tetap akan memberikan rezeki dan nikmat. Hal tersebut merupakan sebuah sungkunan dari Allah Swt. Karena Allah akan mencabut nikmat dan rezeki tersebut secara tiba-tiba. Wallaahu A’lam Bisshawwaab***