Politik Indonesia Lebih dari Sekadar Cair

- Editor

Jumat, 16 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta Dr Emrus Sihombing. (ant)

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta Dr Emrus Sihombing. (ant)

JAKARTA.bipol.co- Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing menilai dinamika perpolitikan di Indonesia lebih dari sekadar cair karena yang dominan adalah politik pragmatis.

“Makanya ada aksioma bahwa hanya kepentingan yang abadi (dalam politik). Aksioma kan tidak perlu diuji. Kepentingan (politik) itu bermacam-macam,” katanya, saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis malam (16/8/2019).

Tidak heran jika koalisi parpol di Indonesia bisa sedemikian cair dan berubah-ubah, seperti PDIP dengan Gerindra yang berkompetisi sengit di pilpres, namun tak lama setelahnya kedua partai malah tampil “mesra”.

Menurut dia, politik pragmatis yang masih kentara dalam perpolitikan di Indonesia, di antaranya terlihat dari koalisi yang cenderung dibangun dalam waktu sedemikian singkat.

“Koalisi parpol kan ‘last minutes’ semua, (dibangun) menjelang pilpres, pilkada. Kalau politik ideologis, koalisi semestinya dibangun 10-20 tahun sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Emrus Corner itu.

Kecenderungan politik pragmatis itu, kata dia, baru terlihat setelah era reformasi, mengingat saat Orde Baru sedemikian kaku karena sarat dengan kepentingan penguasa.

“Zaman Presiden Soekarno dinamika politik masih kental. Politik ideologisnya kentara. Kalau Orde baru didominasi kepentingan satu tokoh, saat Orde Lama banyak tokoh yang tampil,” katanya.

Namun, kata dia, semua elite yang tampil itu kompak mengusung semangat nasionalisme dalam berpolitik, ideologis, berbeda dengan zaman sekarang yang cenderung pragmatis.

Mengenai arah perpolitikan di Indonesia ke depan, Emrus mengatakan sangat bergantung dengan dinamika politik nasional dan internasional, apalagi seiring era media sosial yang kian pesat.

“Kedua, tergantung elite politik. Apakah mereka masih mengembangkan politik identitas yang sempit dan perilaku pragmatis, atau menjunjung tinggi keindonesiaan,” katanya.

Semestinya, kata Emrus, para elite politik mengembangkan politik ideologis sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, bukan pragmatisme dan politik identitas sempit yang semakin mempertajam perbedaan.

“Bagaimana politik ideologis yang dimaksud? Ya, sesuai nilai-nilai Pancasila. Menjunjung persatuan, keberadaban, dan mengedepankan musyawarah,” katanya. (ant)

Editor   Deden .GP

Berita Terkait

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati
H Firman: Visi Misi dan Program 100 Hari Kerja Bupati Wajib Dijalankan, Harus Selaras RPJMN dan RPJMD
Wakil Ketua DPRD Thony Fathony Harap Visi Misi dan Progres Program 100 Hari Bupati/Wakil Bupati Harus Dioptimalkan
481 Pasangan Kepala Daerah Resmi Dilantik Presiden Prabowo

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Kamis, 27 Februari 2025 - 13:30 WIB

AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa

Kamis, 27 Februari 2025 - 10:41 WIB

Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:58 WIB

Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terbaru