Z-Mart merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui zakat. Z-Mart yang diresmikan ini merupakan unit ke-67 di Kota Bandung. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bandung selaku inisiator telah melaksanakan program tersebut sejak 2018.
Dikatakan Mang Oded, Z-Mart merupakan buah kerja kolaboratif Baznas dari tingkat kota sampai tingkat pusat. “Ini adalah kerja sama antara Kota Bandung dengan provinsi dan pusat. Dari Kota Bandung ini dari mulai perbaikan renovasi, ya uangnya juga,” katanya.
Baznas memberikan bantuan kepada pedagang kecil tergolong mustahik zakat berupa perbaikan kios senilai Rp5 juta. Selain itu, Baznas juga memberikan modal senilai yang sama untuk kiosnya.
“Ada Rp5 juta buat renovasinya, Rp5 juta buat isinya. Tapi ya kiosnya punyanya si ibu itu,” kata Mang Oded seperti dikutip dari laman humas.bandung.go.id
Selain menerima bantuan modal, pemilik kios juga terhubung dengan sistem berbasis online untuk mengatur neraca keuangan toko secara profesional. Baznas pun bisa memantau perkembangan omzet toko yang terhubung ke dalam sistem. Dengan begitu, Baznas bisa melakukan tindakan jika ada toko yang kurang berkembang.
“Insyaallah, dari provinsi juga nanti ada pendampingan. Ada distribution center di provinsi. Dan dari pusat juga ada pendampingan lainnya,” imbuhnya.
Ketua Baznas Kota Bandung, Maman Abdurrahman menuturkan, skema ini adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Jika mereka sejahtera, ia berharap para mustahik (penerima zakat) bisa naik kelas menjadi muzaki (pemberi zakat).
“Nanti kalau dia sudah berhasil harus mengeluarkan zakat juga, namanya zakat tijarrah, zakat perdagangan 2,5 persen,” kata Maman.
Ia pun menargetkan akan ada lebih banyak Z-Mart di Kota Bandung. Sebab, Wali Kota Bandung sudah mengamanatkan agar Z-Mart bisa hadir di tiap kelurahan.
“Tahun ini kami targetkan 100 Z-Mart dulu, karena zakat ini juga harus disalurkan ke penerima manfaat lainnya,” katanya.
Editor Deden .GP