Ratusan WNI Dikabarkan Selamat dari Gempa Maroko, Termasuk Delegasi Indonesia di Marakesh Terpantau Aman

- Editor

Senin, 11 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Istimewa

Istimewa

BIPOL.CO,  JAKARTA – Ribuan warga Maroko menjadi korban akibat gempa dahsyat yang melanda negeri itu Jumat (8/9/2023).

Gempa bumi magnitudo 6,8 di negara yang terletak di Afrika Utara itu, membuat sejumlah kota rusak parah dengan korban tewas lebih dari 2 ribu orang. Dikabarkan, sedikitnya 500 WNI yang tinggal di Maroko, dikabarkan selamat.

Seperti dilaporkan sebelumnya, data terbaru yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Maroko menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 2.012 orang. Sedangkan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis.

Sementara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan tidak ada warga berpaspor Indonesia yang menjadi korban. Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha mengatakan koordinasi telah dilakukan KBRI Rabat dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia. Judha kemudian memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI. Delegasi Indonesia di Marakesh yang sedang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023, juga terpantau aman,” kata Judha, sepertindikutip dari RM.id.

Dia menambahkan KBRI Rabat akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak, mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak. “Ada sekitar 500 WNI yang tinggal menetap di Maroko,” rincinya.

KBRI Rabat juga telah menyiapkan hotline yang dapat dihubungi bagi WNI yang membutuhkan bantuan. “Hotline KBRI Rabat dapat dihubungi pada nomor +212 661095995,” jelas dia.

Dilaporkan pula, Kota Marrakesh jadi lokasi yang mengalami dampak paling parah. Kota wisata terpopuler di Maroko itu, kini dalam kondisi yang memprihatinkan. Puing-puing bangunan yang menjadi tempat staycation runtuh. Padahal saat gempa terjadi, banyak wisatawan baik lokal maupun manca negara sedang liburan di kota tersebut.

Hingga malam ketiga kejadian, korban gempa banyak terlihat bermalam di jalanan. Di daerah pegunungan terpencil, seluruh desa dilaporkan rata dengan tanah. Batu-batu yang berjatuhan menutup jalan-jalan sempit. Akibatnya, akses menuju lokasi gempa sulit dijangkau Sehingga tim penanggulan bencana Maroko kesulitan mengevakuasi korban dan mendistribusikan logistik makanan.

Guncangan gempa di Marrakesh juga terasa hingga kota Rabat, Ibu Kota Maroko yang berjarak sekitar 350 km. Termasuk juga kota-kota terkenal lainnya di Maroko, seperti Casablanca, Agadir, dan Essaouira.

“Angka kematian tertinggi akibat gempa ini, tercatat di Provinsi Al Haouz dan Taroudant. Korban jiwa di Marrakesh, jauh lebih sedikit, meskipun kota tua yang dilindungi Unesco itu rusak parah,” demikian informasi yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri Maroko seperti dikutip BBC, Minggu (10/9).

Atas peristiwa ini, Raja Mohammed VI mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Raja lantas memerintahkan jajarannya untuk memastikan tempat berlindung, makanan, dan bantuan lainnya bagi para korban gempa.

Di samping itu, bendera setengah tiang juga akan dikibarkan di semua bangunan umum di Maroko, hingga tiga hari ke depan.

Lebih lanjut, Raja memerintahkan pasukan militer untuk membantu tim penyelamat, dan menyerukan seluruh warga Maroko untuk menyumbangkan darah sebagai bagian dari upaya nasional membantu para korban.

“Masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan. Orang-orang masih mencari orang tuanya,” kata Adeeni Mustafa, salah seorang warga di kawasan Asni seperti dikutip dari kantor dilansir Reuters, Minggu (10/9).(*)

Berita Terkait

Kebijakan Trump Membuat Warga AS Kecewa, Tarif Impor Pengaruhi Negara Asia
Konjen Winanto Adi Halal Bihalal Bersama Komunitas Indonesia di New Hampshire, Sampaikan Sejumlah Isu
Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung
Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok
Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa
Muncul dalam Satu Dekade Terakhir, Fenomena Meningkatnya Ateis di Negara-negara Arab
Gempa Dahsyat di Myanmar,  Korban Tewas Mencapai 1.600 orang
1.400 Demonstran Ditangkap, Ribuan Orang Lainnya Turun ke Jalan Turunkan Erdogan

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 11:11 WIB

Kebijakan Trump Membuat Warga AS Kecewa, Tarif Impor Pengaruhi Negara Asia

Senin, 7 April 2025 - 17:20 WIB

Konjen Winanto Adi Halal Bihalal Bersama Komunitas Indonesia di New Hampshire, Sampaikan Sejumlah Isu

Minggu, 6 April 2025 - 14:56 WIB

Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung

Selasa, 1 April 2025 - 15:20 WIB

Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok

Selasa, 1 April 2025 - 10:05 WIB

Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa

Berita Terbaru

Uncategorized

Pemkot Bandung Rangkul Komunitas Jaga Kebersihan Sungai

Kamis, 10 Apr 2025 - 12:29 WIB