BIPOL.CO, JAKARTA – Israel dan Hamas kian dekat dengan kesepakatan yang akan menghasilkan pembebasan sejumlah besar sandera, sebagai imbalan atas gencatan senjata terbatas dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Para pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan Israel, serta Perdana Menteri Qatar, semuanya menyatakan bahwa perjanjian tersebut telah tercapai pada Minggu (19/11/2023), meskipun para pengamat telah memperingatkan bahwa pernyataan publik selama negosiasi tersebut seringkali menyesatkan dan potensi kesepakatan apapun dapat dengan mudah gagal.
Perdana Menteri Qatar mengatakan bahwa hanya perbedaan kecil antara Hamas dan Israel yang masih harus diselesaikan. Duta Besar Israel untuk Washington mengatakan Israel berharap sejumlah besar sandera dapat dibebaskan oleh Hamas.
“Saya berharap kita bisa mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang,” kata Michael Herzog dalam sebuah wawancara di ABC, sebagaimana dikutip The Guardian, Senin (20/11/2023), dilansir Bipol.co dari CNBC Indonesia.
Qatar telah menjadi pusat upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada pembebasan sejumlah besar sandera, dimulai dari anak-anak dan perempuan. Jeda kemanusiaan yang berlangsung selama lima hari akan disepakati untuk memungkinkan pengangkutan para sandera dan sejumlah pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, pada konferensi pers bersama di Doha dengan Josep Borrell, kepala urusan luar negeri UE, mengatakan tantangan yang dihadapi perjanjian ini hanya bersifat praktis dan logistik. “Ada kemajuan bagus dalam beberapa hari terakhir.”
“Kesepakatan ini mengalami pasang surut dari waktu ke waktu selama beberapa minggu terakhir. Namun saya pikir Anda tahu bahwa saya sekarang lebih yakin bahwa kita sudah cukup dekat untuk mencapai kesepakatan yang dapat membawa orang-orang kembali ke rumah mereka dengan selamat,” tuturnya.
Wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jon Finer, mengatakan setiap perjanjian untuk membebaskan “lebih dari 12” sandera kemungkinan besar juga akan mencakup perpanjangan jeda dalam pertempuran dan memungkinkan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Pembebasan bertahap akan menjadi langkah deeskalasi pertama sejak Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang mana mereka menyandera lebih dari 200 orang dan membawa mereka ke Gaza. Sejauh ini, hanya empat sandera yang telah dibebaskan, dalam dua tahap. Diperkirakan 239 orang dari 26 negara berbeda masih ditahan, termasuk beberapa warga negara ganda.
Hamas telah mengeklaim bahwa sebanyak 30 sandera telah terbunuh oleh pemboman Israel di Gaza, namun tidak ada verifikasi independen mengenai hal ini dan klaim tersebut mungkin dibuat untuk menghalangi Israel melanjutkan serangannya.(ads)