Mengubah “Mindset” Penyembuhan Farmasi Medis ke Herbal Fermentasi Khusus. Perlukah?

- Editor

Sabtu, 28 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gumilar Satriawan, ST.* ist.

Gumilar Satriawan, ST.* ist.

BAGI sebagian masyarakat yang sudah terbiasa ketergantungan pada dunia pengobatan medis kedokteran, memang relatif susah karena sudah terbangun persepsi yang kuat.

Namun bagi sebagian masyarakat yang memiliki pikiran terbuka (open minded) perubahan mindset akan mudah dilakukan karena sadar bahwa ilmu pengetahuan di dunia itu akan terus berkembang tanpa ujung. Terlebih kita sering dijejali informasi dari media dan lembaga mainstream yang memiliki otoritas penuh.

Penulis berkeyakinan bahwa karena ilmu pengetahuan itu akan terus mengembang seiring dengan banyaknya penemuan baru terhadap solusi permasalahan publik yang diderita begitu lama yang tentu banyak yang merugikan.

Pertama-tama kita harus sampaikan adalah bahwa Tuhan Yang Mahakuasa telah memberikan keberkahan kelebihan manfaat pada semua makhluk di alam semesta ini pada tumbuhan dan hewan yang bisa dijadikan obat untuk menyembukan semua penyakit yang ada di planet bumi ini. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Ke dua, Tuhan Yang Mahabesar juga memberikan kelebihan kepada setiap manusia dengan berbagai cara bisa berupa ilmu pengetahuan, talenta, dan kemampuan lainnya, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal.

Ke tiga, penyembuhan terhadap penyakit adalah sebuah hasil dari proses yang telah dilakukan dengan mekanisme panjang dan rumit, tidak sederhana karena tidak mudah.

Ke empat, dalam memutuskan sebuah upaya pengobatan adalah dengan obat yang bagus, cepat bereaksi, dan tidak ada efek samping terhadap organ tubuh dan organisme lainnya yang ada pada tubuh manusia. Penyembuhan secara tuntas tanpa ada kemunculan penyakit baru.

Pengobatan pada dunia farmasi dokter, cepat tetapi lebih bangak hanya meredakan. Ketika lambat, tentu juga banyak yang bisa menyembuhkan. Tetapi dalam banyak kasus, ada juga hanya meredakan sakit disertai ada efek samping ke organ tubuh lainnya ketika konsumsi obat berbulan-bulan. Bisa juga  mengganggu ginjal atau organ lainnya, misal ke pankreas karena pengobatan medis menggunakan kimia.

Pengobatan melalui fermentasi herbal bisa cepat dalam reaksi dan menimbulkan kontraksi yang berupa efek samping muntah jika penyakitnya asam lambung. Muntah di sini adalah mengeluarkan zat asam yang berlebih di lambung.

Ketika sakitnya kanker/tumor  ganas, maka kontraksi yang terjadi setelah mengonsumsi herbal fermentasi HQ adalah badan sedikit demam dalam 2-3 hari. Sedikit demam, karen penderita masih bisa beraktivitas secara normal. Kadang-kadang ada mual dan pusing. Jika sakitnya batu ginjal, maka dengan wakfu yang cepat batu ginjal akan pecah, sehingga penderita akan merasa sedikit demam karena terjadi pemecahan parasit batu oleh senyawa HQ2.

Edukasi ini diperlukan untuk mengubah mindset bahwa efek samping pada pengobatan herbal bukanlah akibat penyakit yang diderita, melainkan akibat tarik menarik senyawa HQ dengan partikel racun di sel tubuh yang sudah lama bercokol dan berkembang biak.

Sisi positif yang diperoleh  penderita adalah pengobatan cepat, ekonomis, tidak berdampak ke organ tubuh lainnya, dan yang paling penting adalah sembuh secara permanen. Jika cancer/HIV/AIDS, maka akan sembuh sampai ke akar-akarnya.*)

Gumilar Satriawan

Pemerhati Masalah Kesehatan Publik

Tinggal di Bandung

Berita Terkait

Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?
ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?
Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?
Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur
Tiga Tahun Menjadi Bupati: Sebuah Refleksi Diri
Dari SITUNG ke SIREKAP, Rekapitulasi Pemilu Berujung Penjara?!
Menakar Kinerja Pj Bupati Bandung Barat
Dari Jalan Hingga Pemakaman, 40 Wajah-wajah Baru Anggota DPRD Kabupaten Bandung

Berita Terkait

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 23:39 WIB

Pajak untuk Hadiah Pribadi dari Luar Negeri, Apakah Ini Adil?

Sabtu, 27 Juli 2024 - 15:13 WIB

ASN, Haruskah Kita Percaya Lagi?

Jumat, 28 Juni 2024 - 12:53 WIB

Sosok Pemimpin KBB ke Depan, Bagaimana Parpol?

Rabu, 1 Mei 2024 - 10:40 WIB

Refleksi, Memasuki Abad ke-4 Kabupaten Bandung Mestilah Jujur

Jumat, 26 April 2024 - 22:39 WIB

Tiga Tahun Menjadi Bupati: Sebuah Refleksi Diri

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB