Ribuan Tahanan Palestina Jadi Sasaran Penyiksaan Mengerikan Tentara Israel

- Editor

Selasa, 18 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para tahanan Palestina dengan mata ditutup. (Tl/Istimewa)

Para tahanan Palestina dengan mata ditutup. (Tl/Istimewa)

BIPOL.CO, GAZA – Euro-Med Human RightsMonitor merilis kesaksian tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara dan pusat penahanan Israel baru-baru ini.

Organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional itu mengonfirmasi, ribuan tahanan Palestina menjadi sasaran perlakuan tak manusiawi dan penyiksaan kejam dari tentara Israel, sebagai bagian genosida di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Dalam laporan di situs resminya yang terbit pada Rabu (12/6/2024), Euro-Med Human RightsMonitor mendesak komunitas internasional dan lembaga peradilan internasional harus memutus siklus itu, menyatakan sikap tegas, dan mengambil tindakan nyata melawan penyiksaan mengerikan yang dialami warga sipil Palestina, baik pria maupun wanita.

Pelecehan terhadap tahanan Palestina juga meningkat, di mana Euro-Med Human RightsMonitor menyebut “mereka yang bisa bertahan hidup adalah orang-orang beruntung.”

Pelecehan itu, menurut Euro-Med Human RightsMonitor, meliputi kekerasan seksual, suntikan paksa menggunakan zat yang tidak diketahui, dan luka yang disengaja, serta penandaan unik pada tubuh warga sipil Palestina.

“Tingkat kekerasan yang terjadi, membuat komunitas internasional seharusnya memaksa Israel agar menghentikan semua kejahatannya terhadap tahanan Palestina, termasuk kejahatan penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi, dan penghilangan paksa terhadap ribuan orang dari Jalur Gaza selama 8 bulan terakhir,” tutur Euro-Med Human RightsMonitor.

Lebih lanjut, Euro-Med Human RightsMonitor menyinggung soal tentara Israel yang menembaki tahanan Palestina yang sudah dibebaskan.

Insiden ini terjadi pada Selasa (11/6/2024), di mana puluhan tahanan dari kawasan Zikim di Jalur Gaza utara dibebaskan.

Setelah dibebaskan, tentara Israel menembaki dan memaksa mereka berlari ratusan meter untuk kembali ke pemukiman mereka.

“Karena kelelahan, mereka tiba dalam kondisi yang menyedihkan. Apa yang dilakukan tentara Israel, memperburuk masalah kesehatan para tahanan karena sebelumnya mengalami penyiksaan dan penganiayaan selama di tahanan.”

“Sebanyak 33 orang di antaranya dirawat di RS Kamal Adwan di Beit Lahia, di utara Jalur Gaza,” ungkap Euro-Med Human RightsMonitor.

Seorang tahanan berusia 23 tahun yang baru saja dibebaskan, Samir Abdillah Jamal Marjan, bersaksi di hadapan tim Euro-Med Human RightsMonitor.

Ia mengatakan dirinya telah dilecehkan secara verbal, dipukuli secara kejam, dan disetrum.

“Pada 11 Maret 2024, saat mencoba melarikan diri ke selatan, saya ditahan oleh tentara Israel di pos pemeriksaan Nabulsi, di barat daya Gaza.”

“Saya ditahan selama dua bulan di pusat penahanan di seberang Rafah, setelah itu saya dipindahkan ke penjara Ashkelon. Saya ditahan di sana dengan tambahan 2 bulan masa tahanan.”

“Di penjara, saya dan tahanan lain mengalami hari-hari yang sangat sulit. Kami mengalami pelecehan fisik dan psikologis yang parah setiap hari, termasuk pemukulan dan ejekan, serta serangan anjing, ancaman, dan serangan listrik.”

“Bahkan, saya mengalami hal yang lebih buruk di Penjara Ashkelon. Saya dikurung di sel isolasi dan tidak makan selama 12 hari,” cerita Marjan.

Marjan mengungkapkan, tentara Israel sengaja menyetrumnya untuk mendapatkan “pengakuan” tentang Hamas dan terowongan.

“Saya dipukuli saat saya menjawab tidak tahu karena saya warga sipil,” ungkapnya.

“Kami harus menanggung pemukulan dan penyiksaan yang mengerikan selain diinterogasi setiap 10 hari,” imbuh dia.

Foto yang memperlihatkan tahanan Palestina dipaksa berlutut dan matanya ditutup. (Al Jazeera)

Marjan juga menuturkan, banyak tahanan yang diberi suntikan yang zatnya tidak diketahui oleh tentara.

Ia sendiri sempat akan disuntik suntikan itu, tetapi menolak hingga dianiaya

“Saya dipukuli dan disetrum karena menolak disuntik menggunakan zat yang tidak diketahui jenisnya,” ungkapnya.

Dalam kesaksian tahanan Palestina yang lain, SA (65), mengatakan saat ditangkap tentara Israel, ia dan tahanan lainnya ditutup matanya dan tidak tahu dibawa ke mana.

Pria yang enggan disebut namanya dengan alasan keamanan ini, mengatakan ia hanya ditahan selama 20 hari.

“Tapi, saat itu rasanya seperti 20 tahun. Kami dilecehkan, dipukuli, dan dihina setiap saat. Saat waktu tidur semakin dekat, mereka (tentara Israel) akan menyalakan musik menggunakan pengeras suara hingga membuat pintu bergetar,” tutur SA.

Tak hanya itu, menurut SA, banyak orang-orang lanjut usia (lansia) lebih tua darinya yang ada di penjara Israel.

Bahkan, seorang tahanan disabilitas tuna wicara, juga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tentara Israel.

“Mereka memukuli dan menyiksanya (tahanan yang tuna wicara), menuntut dia bisa berbicara untuk menjawab pertanyaan,” cerita SA.

Pada Senin (10/6/2024), SA mengatakan ia diberi tahu akan dibebaskan.

Tetapi, tentara Israel mengancam SA dan tahanan lainnya agar tidak membeberkan apa yang terjadi selama di tahanan.

“Jangan mengatakan apapun kepada pers, atau kami akan menangkap Anda lagi,” kata SA mengulangi ancaman tentara Israel.

Sebuah laporan yang diterbitkan Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur dan Israel, pada Rabu (12/6/2024), menyatakan warga Palestina dari Jalur Gaza pada umumnya, dan tahanan Palestina pada khususnya, telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, termasuk kekerasan seksual.

“Mereka ditelanjangi di depan umum dengan mata tertutup; diikat ke kursi sambil berlutut atau tangan diikat ke belakang; menjadi sasaran kekerasan fisik dan psikologis ketika diinterogasi; dan dipaksa melakukan tindakan memalukan sambil mengenakan pakaian dalam, seperti menari tanpa alas kaki saat sedang difilmkan,” bunyi laporan itu.

Menanggapi laporan itu, Euro-Med Human RightsMonitor merekomendasikan agar Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) melakukan penyelidikan terhadap semua kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap tahanan Palestina.

Organisasi itu mengatakan ICJ perlu “memperluas cakupannya untuk mencakup semua individu yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut, dan mempercepat penerbitan surat perintah penangkapan terhadap masing-masing.”

Tak hanya itu, Euro-Med Human RightsMonitor juga mendesak komunitas internasional untuk “memberikan tekanan pada pemerintah Israel agar mengembalikan jenazah tahanan Palestina yang dibunuh di penjara dan fasilitas penahanan Israel.”

“Mereka juga harus mendesak Israel supaya membebaskan semua tahanan Palestina yang ditangkap secara sewenang-wenang dan, jika mereka diadili, pastikan mereka menjalani prosedur persidangan yang adil,” kata Euro-Med Human RightsMonitor.

“Israel harus segera menghentikan praktik penghilangan paksa tahanan dan tahanan Palestina dari Jalur Gaza; mengungkap seluruh fasilitas penahanan rahasia; mengungkap identitas semua warga Palestina yang ditahan di Jalur Gaza, keberadaan mereka, dan nasib mereka; dan bertanggung jawab penuh atas keselamatan mereka,” pungkas organisasi itu.(Ads)

Berita Terkait

Kebijakan Trump Membuat Warga AS Kecewa, Tarif Impor Pengaruhi Negara Asia
Konjen Winanto Adi Halal Bihalal Bersama Komunitas Indonesia di New Hampshire, Sampaikan Sejumlah Isu
Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung
Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok
Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa
Muncul dalam Satu Dekade Terakhir, Fenomena Meningkatnya Ateis di Negara-negara Arab
Gempa Dahsyat di Myanmar,  Korban Tewas Mencapai 1.600 orang
1.400 Demonstran Ditangkap, Ribuan Orang Lainnya Turun ke Jalan Turunkan Erdogan

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 11:11 WIB

Kebijakan Trump Membuat Warga AS Kecewa, Tarif Impor Pengaruhi Negara Asia

Senin, 7 April 2025 - 17:20 WIB

Konjen Winanto Adi Halal Bihalal Bersama Komunitas Indonesia di New Hampshire, Sampaikan Sejumlah Isu

Minggu, 6 April 2025 - 14:56 WIB

Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung

Selasa, 1 April 2025 - 15:20 WIB

Riwayat Gempa Dahsyat di Sesar Sagaing, Efek Vibrasi Hingga Mengguncang Bangkok

Selasa, 1 April 2025 - 10:05 WIB

Dikecam PBB, Junta Militer Bombardir Sagaing Saat Myanmar Dilanda Gempa

Berita Terbaru

NEWS

Wali Kota Bandung Lepas 2.455 Calon Jemaah Haji

Rabu, 9 Apr 2025 - 16:44 WIB