ADA kata-kata bijak dari sastrawan Pramoedya Anata Toer “Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri”.
Kata-kata bijak ini nampaknya sangat tepat jika dikaitkan dengan sosok Bupati Bandung ke 25 H.M.Dadang Supriatna, saat ini.
Torehan kemenangannya di Pilbup Kabupaten Bandung Rabu (9/12/2020), dengan raihan suara 928.602 merupakan kemenangan yang fenomel sekaligus menjadi catatan sejarah bagi masyarakat Kabupaten Bandung, karena dengan kemenangan Dadang Supriatna bersama wakilnya Sahrul Gunawan ini maka bergantilah rezim kekuasaan di Kabupaten Bandung.
Dadang Supriatna telah meraih kebebasan yang telah direbutnya sendiri. Karena kita telah menjadi saksinya berapa panjang dan berlikunya, bagaimana proses perjuangannya sejak beliau gagal mendapat rekomendasi dari partainya. Kemudian berjuang dengan berbekal satu keyakinan, bahwa dalam hidup selama masih ada hari esok harapan itu akan datang seiring terbitnya mentari di ufuk timur.
Sampai akhirnya satu persatu partai memberikan dukungan dari mulai PKB, Nasdem, Demokrat terakhir PKS yang memiliki 10 kursi di DPRD Kabupaten Bandung. Kita melihatnya ini sebuah skenario dari Allah SWT untuk merubah tatanan politik di Kabupaten Bandung.
Tidak hanya masalah dukungan partai, dari sisi kehidupan pribadi pun Dadang Supriatna mendapat dukungan dari pihak keluarga. Bagaimana tidak, ketika mencalonkan Bupati Bandung, Dadang Supriatna baru sekitar satu tahun menjadi anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024. Artinya dengan ikutnya Kang DS (sapaan akrabnya) di Pilbup Kabupaten Bandung 2020, keluarga harus merelakan jabatan Dadang Supriatna sebagai anggota dewan Provinsi Jawa Barat. Kiranya tidak akan semua keluarga bisa menerima pertaruhan ini.
Pertanyaannya, kenapa Kang DS berani mempertaruhkan jabatannya? Di keluarganya ada dua sosok yang membuat Dadang Supriatna percaya diri, maju di Pilbup Kabupaten Bandung 2020.
Sosok yang pertama yaitu Hj.Emma Dety sang istri yang dalam pembawaannya yang pendiam, namun memiliki jiwa petarung, karena sang istri juga merupakan mantan Kepala Desa Tegal luar.
Sosok Keduanya, yaitu sang kakak H.Asep Romy. Sosok Asep Romy ini bagi Kang DS bisa diibaratkan mesin politik yang mampu menggalang kekuatan.
Selain faktor-faktor yang saya tulis di atas tadi ada faktor kemenangan lainnya, yaitu Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan.
Seperti kita tahu bagaimana Wakil Bupati Bandung ini sebelum berpasangan dengan Dadang Supriatna–di Kabupaten Bandung mencoba berpasangan dengan yang lainnya. Namun akhirnya berlabuh berpasangan dengan Dadang Supriatna. Ini juga saya melihatnya skenario dari Allah SWT untuk merubah tatanan politik di Kabupaten Bandung.
Pada tanggal 26 April 2022 akan genap satu tahun kepemimpinan Bupati Dadang Supriatna dan pada tanggal 20 April 2022 Kabupaten Bandung akan berusia 381 tahun. Jadi rasanya tidak berlebihan jika saya menulis, kehadiran Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna, S.IP.,M.Si, merupakan kado terindah bagi Kabupaten Bandung di ulang tahunnya yang ke 381 tahun.
Pasalnya saat ini Kabupaten Bandung memiliki bupati yang begitu dekat dengan rakyatnya, selalu terjun ke lapangan, konsisten dengan janji-janji politiknya, dari mulai pemberian insentif bagi para guru ngaji yang jumlah anggarannya lebih dari Rp 100 miliar per tahun. Pemberian bantuan tanpa bunga yang disalurkan di setiap RW. Peningkatan kesejahtraan Linmas, para guru honorer.
Sementara Bupati Bandung HM Dadang Supriatana harus bekerja ekstra, hampir 24 jam tiap harinya guna mencapai target pembangunan di Kabupaten Bandung.
Ada hal yang patut kita apresiasi soal pembangunan Kabupaten Bandung di massa Dadang Supriatana. Dimana sebentar lagi di Kabupaten Bandung akan ada jalan tol yang menghubungkan Soreang, Ciwidey dan Pangalengan. Selamat bekerja untuk Pak Bupati dan selamat HUT ke 381 untuk Kabupaten Bandung, semoga dibawah komando Bupati Dadang Supriatna akan semakin maju dan sejahtera masyarakatnya.***
Penulis : Deden Karna Subrata, SH.(Pemerhati Kabupaten Bandung)